Abstract:
Benalu batu (Paraboea kalimantanensis) merupakan tumbuhan obat yang dapat dijumpai di Kalimantan Selatan. Tumbuhan tersebut secara empiris digunakan untuk mengobati beberapa penyakit diantaranya tumor, kanker, diabetes, dan dapat digunakan sebagai afrodisiaka. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran farmakognostik secara spesifik, nonspesifik serta menentukan akivitas antioksidan ekstrak etanol daun P. kalimantanensis. Parameter spesifik meliputi uji organoleptik, mikroskopik, profil KLT, kadar sari, dan skrining fitokimia. Parameter nonspesifik meliputi susut pengeringan dan kadar abu. Aktivitas antioksidan ditentukan dengan metode DPPH berdasarkan nilai IC50. Hasil uji organoleptik, yaitu simplisia berwarna coklat muda, tidak berbau, dan tidak berasa. Hasil uji mikroskopik daun diperoleh epidermis, kutikula, stomata, palisade, xilem, floem, parenkim, sitoplasma, dinding sel, dan inti sel. Hasil uji mikroskopik batang diperoleh rambut-rambut halus, epidermis, korteks, endodermis, xilem, floem, jaringan dasar, stomata, dan dinding sel. Ekstrak etanol daun P. kalimantanensis mengandung senyawa golongan fenolik, flavonoid, saponin, dan tanin. Profil KLT dengan eluen kloroform : metanol (8:2) v/v menunjukkan beberapa senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan. Simplisia daun P. kalimantanensis memiliki kadar sari larut air 12,50% ± 0,85; kadar sari larut etanol 8,30% ± 0,42; susut pengeringan 5,30% ± 0,36; kadar abu total 2,63% ± 0,31; dan kadar abu tidak larut asam 0,38% ± 0,08. Hasil pengujian farmakognostik dinyatakan memenuhi persyaratan yang tertera pada Materia Medika Indonesia. Ekstrak etanol daun P. kalimantanensis memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 sebesar 51,851 ppm.
Kata Kunci: Paraboea kalimantanensis, benalu batu, farmakognostik, antioksidan
