dc.description.abstract |
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang paling umum terjadi secara global, mempengaruhi nyaris semua negara subtropis dan tropis serta total kejadian yang terus bertambah. Kabupaten Barito Timur adalah Kabupaten terdapat di Provinsi Kalimantan Tengah yang merupakan daerah yang mendapat program penyuluhan tentang 3M plus dan pemeriksaan jentik nyamuk ke rumah-rumah secara berkala serta pemberian abatesasi ke setiap rumah terkait pencegahan DBD, namun angka kejadian DBD setiap tahun selalu bertambah. Nyamuk Aedes aegypti tumbuh dan bertambah dalam tempat yang dapat menampung air hujan dan tidak beralaskan tanah. Kepadatan larva dipengaruhi oleh tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Aedes spp. akan dipengaruhi oleh berbagai faktor di tempat perindukan untuk meletakkan telur nyamuk. Jenis wadah, lokasi, bahan dasar, penutup, warna, sumber, volume air, suhu, pH air, kelembaban, TDS dan kondisi lingkungan sekitar adalah beberapa karakteristik tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu: menganalisis karakteristik lahan, kondisi penutupan, warna dan tata letak tempat perindukan dan kepadatan jentik nyamuk Aedes aegypti pada tong air, menganalisis kualitas air berdasarkan parameter pH, TDS dan suhu pada tong air dan menganalisis hubungan antara uji kualitas air dari parameter pH, TDS dan suhu terhadap kepadatan jentik nyamuk. Tempat penelitian di RT 08, RT 17 dan RT 36 Kelurahan Ampah Kota Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah dengan objek yang diteliti adalah kondisi tong air seperti bahan, letak dan warna. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian karena terindikasi ada jentik nyamuk berdasarkan data dukung dari UPTD Puskesmas mengenai jumlah pasien DBD yang ditangani. Data pada penelitian berjenis kuantitatif meliputi hasil dari pH air kontainer (tong air), tempat perkembangbiakan jentik dan kepadatan jentik. Data primer didapatkan dengan melaksanakan pengukuran pH, suhu, TDS dan perhitungan jentik, serta data sekunder yaitu didapatkan dari informasi UPTD Puskesmas Ampah melalui program P2M dimana yang ada di Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah. Hasil keberadaan jentik yaitu di RT 08 (3,70%), RT 17 (16,67%) dan RT 36 (9,26%). Hasil indikator Angka Bebas Jentik hanya RT 08 (96,30%) yang dikategorikan bebas dari resiko menularkan penyakit DBD dilihat dari indikator kepadatan jentik nyamuk sedangkan RT 17 (83,33%) dan RT 36 (90,74%) belum dapat dikategorikan aman dari resiko penularan penyakit DBD. Keberadaan jentik menunjukkan bahwa hanya RT 08 yang nilai House Index dan Breteau Index masuk dalam kategori kepadatan rendah dan nilai Container Index masuk dalam kategori sedang, sedangkan RT 17 dan RT 36 terdapat jentik lebih banyak dan masih dalam kategori kepadatan sedang. Kualitas air berdasarkan parameter pH, TDS dan suhu menunjukkan bahwa pH air berkisar 6,8 – 7,2 yang merupakan pH normal serta potensial sebagai tempat perindukan. Suhu air berkisar 18 – 300 C yang merupakan suhu ideal untuk perkembanbiakan serta pertumbuhan larva. Nilai TDS dalam kondisi normal (< 500ppm) masih terdapat larva, yaitu tong air yang ada di RT 17 sebanyak 9 (sembilan) tong air terindikasi keberadaan jentik tertinggi. Hubungan antara kualitas air dari parameter pH, TDS dan suhu terhadap kepadatan jentik nyamuk yang ada di RT 08 tidak berpengaruh terhadap keberadaan larva Aedes aegypti hal ini disebabkan karena kondisi tong air yang diambil sampel air dalam keadaan bersih dan tertutup sehingga keberadaan jentik yang ada hanya sedikit, sedangkan di RT 17 dan RT 36 sangat berpengaruh terhadap keberadaan jentik. |
|