Abstract:
Produksi semen membutuhkan pembakaran bahan bakar fosil dalam jumlah besar
dan penguraian batu kapur, yang menghasilkan emisi karbondioksida (CO2) yang
signifikan ke atmosfer. Salah satu upaya untuk mengurangi 100% penggunaan
semen dan memanfaatkan limbah fly ash adalah mortar geopolimer yang
diaplikasikan pada pelat tipis yang disebut ferogeopolimer. Resistensi klorida
penting untuk daya tahan geopolimer yang digunakan dalam aplikasi konstruksi,
khususnya di daerah lahan gambut dan daerah yang memiliki potensi pasang surut
air laut.
Penelitian ini bertujuan mengetahui kuat tekan mortar geopolimer, kuat lentur pelat
ferogeopolimer dan evaluasi durabilitas. Mortar semen dan pelat ferosemen dibuat
sebagai kontrol. Tulangan polos diameter 6 mm digunakan sebagai tulangan utama
dan dilapisi dengan kawat loket PVC hijau pada bagian atas dan bawah. Metode
perawatan benda uji sampai 28 hari sebelum terekspose lingkungan menggunakan
metode lembab. Setelah masa perawatan, benda uji diekspose pada lingkungan
menggunakan tiga metode yaitu terendam terus-menerus pada air rawa (wet), siklus
wet-dry pada air rawa dan air PDAM. Perencanaan campuran mortar geopolimer
berdasarkan perbandingan berat dengan tambahan superplasticizer plastiment-VZ
0,3?ri berat fly ash.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mortar geopolimer mengalami persentase
peningkatan kuat tekan pada air rawa (wet) dan air PDAM (wet-dry) berturut-turut
sebesar 21,52?n 0,72% terhadap kuat tekan sebelum terekspose lingkungan.
Namun mengalami penurunan kuat tekan pada air rawa (wet-dry) sebesar 5,27%.
Lingkungan lebih signifikan berpengaruh pada kuat tekan mortar semen dan kuat
lentur ferosemen dibandingkan dengan mortar geopolimer dan ferogeopolimer.
Pelat ferogeopolimer mengalami persentase penurunan kuat lentur yang lebih
rendah dibandingkan pelat ferosemen pada lingkungan pada metode air rawa (wet),
air rawa (wet-dry) dan air PDAM (wet-dry) berturut-turut sebesar 31,84%, 35,60?n 14,37% terhadap kuat lentur sebelum terekspose lingkungan. Sedangkan pada
ferosemen terjadi penurunan berturut sebesar 57,17%, 41,32?n 26,40%. Hasil
absorpsi porositas dan sorptivity mortar semen lebih baik dibandingkan mortar
geopolimer.
Kata Kunci: Durabilitas, Fly Ash, Ferosemen, Ferogeopolimer