Abstract:
ABSTRAK
Muhammad Rizky Abriazizu. Arsitektur Vernakular Rumah Lanting: Adaptasi Manusia Terhadap Karakteristik Lingkungan di Kelurahan Muara Bakanon Kalimantan Tengah (Dibimbing oleh Setia Budhi dan Arif Rahman Hakim).
Suku Dayak memiliki sebuah warisan khas turun temurun dalam bentuk bangunan yang berada di tepi-tepi Sungai Barito bernama lanting atau rumah terapung. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji representasi hubungan timbal balik antara manusia dengan alam pada arsitektur vernakular rumah lanting.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian lapangan serta dasar penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2022 di Kelurahan Muara Bakanon, Kecamatan Permata Intan, Kabupaten Murung Raya. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipan, wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa meskipun ukuran rumah lanting yang ada di Kelurahan Muara Bakanon berbeda-beda, namun dari segi bentuk bangunan rumah lanting tidak banyak berubah dari dulu hingga sekarang. Masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Barito membangun rumah lanting sebagai wujud pemanfaatan area sungai. Dalam kajian determinasi lingkungan, Rumah lanting merupakan bentuk adaptasi masyarakat di Kelurahan Muara Bakanon terhadap karakteristik lingkungan yang dominasi oleh sungai barito. Sungai yang memberi banyak manfaat membuat masyarakat berinisiatif mencari jalan agar kegiatan di sungai menjadi lebih mudah. Maka dibangunlah rumah lanting yang mengapung di permukaan sungai dengan bahan-bahan yang di peroleh dari lingkungan setempat pula. Keadaan lingkungan sungai yang sering terjadi bencana banjir juga membuat penghuni rumah lanting aman karna tidak terpengaruh dan tenggelam karena banjir. Kegiatan masyarakat seperti mandi, mencuci, bertani, mencari ikan, berdagang, dan mencari emas juga menjadi lebih mudah dengan adanya rumah lanting.
Kata kunci: Vernakular, Rumah Lanting, Determinasi Lingkungan, Dayak Bakumpai, Sungai Barito.