Abstract:
Banjarmasin merupakan salah satu kotamadya terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan. Banyaknya lalu-lalang alat transportasi menjadi hal yang biasa di kota yang berjuluk seribu sungai ini. Hal ini menyebabkan kemacetan di beberapa titik jalur transportasi Banjarmasin. Oleh sebab itu Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan Kementrian Perhubungan mulai membenahi kemacetan tersebut dengan menyediakan sarana transportasi umum. Transportasi umum dapat mengurangi kemacetan sekaligus memudahkan masyarakat yang tidak mempunyai kendaraan pribadi dalam melakukan sebuah perjalanan. Salah satu transportasi umum yang dapat mengurangi kemacetan di kota Banjarmasin yaitu Bus Trans Banjarbakula. Tarif yang ditetapkan Bus Trans Banjarbakula untuk sekali perjalanan yaitu Rp.4.300,-. Tarif yang ditetapkan pada transportasi umum biasanya berdasarkan perhitungan Biaya Operasional Kendaraan (BOK). Oleh karena itu, diperlukan adanya penelitian untuk menghitung besaran Biaya Operasional Kendaraan (BOK) agar dapat mengetahui berapa besaran tarif pada transportasi umum.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan dilakukan survei untuk mencari load factor, waktu tempuh dan kecepatan perjalanan. Adapun wawancara dengan pengelola bis untuk mendapatkan harga komponen Biaya Operasional Kendaraan (BOK). Perhitungannya menggunakan metode Pacific Consultant International (PCI).
Dari hasil penelitian, didapatkan perhitungan total biaya operasional kendaraan (BOK) dengan metode PCI pada Bus Trans Banjarbakula sebesar Rp. 6.142,27 /bus-km. Berdasarkan Dirjen Hubdat SK.687/AJ.206/DRDJ/2002, didapatkan tarif Bus Trans Banjarbakula pada load factor 70% sebesar Rp. 8.047 per penumpang. Dengan tarif batas atas sebesar Rp. 9.656 dan batas bawah sebesar Rp.6.438. Dengan demikian tarif rill lebih kecil dari tarif sesuai yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Oleh karena itu didapatkan selisih sebesar Rp. 3.747/pnp. Tarif yang layak diberlakukan dilapangan adalah sebesar Rp. 8.047/pnp.
