Abstract:
Sektor pertanian telah terbukti memiliki peranan penting bagi pembangunan perekonomian suatu bangsa, salah satunya dari sektor karet di Desa Pengaron sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani karet, namun harga karet jutru mengalami penurunan. Hal ini karena kualitas karet di Desa Pengaron mengalami penurunan dan naiknya harga cuka karet berfungsi membekukan getah karet. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui merosotnya harga karet pada Desa Pengaron pada tahun 2004–2015, dan ntuk mengetahui siasat petani Desa Pengaron untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang meliputi heuristik, kritik sumber, interpretasi, historiografi. Adapun teknik pengumpulan data ialah wawancara terhadap petani karet, observasi secara langsung terhadap petani karet di perkebunan karet, dokumentasi dengan mengumpulkan dan meneliti arsip-arsip maupun dokumentasi serta foto-foto. Mayoritas penduduk di Desa Pengaron menjadikan perkebunan karet sebagai mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karena menurut mereka karet memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan.
Pada tahun 2015 harga karet sangat murah hanya Rp 5.000/kg, di mana harga ini sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan tahun 2004, di mana harga karet mencapai Rp 20.000/kg. Alhasil, petani karet mencari alternatif untuk memenuhi kebutuhan dengan cara bertanam, seperti rambutan, cempedak dan ada pula yang membuka warung sembako. Dengan turunnya harga karet, maka pendapatan mereka juga menurun, sehingga merekabertahan dengan uang seadanya. Di sisi lain, bagi mereka yang memiliki pekerjaan lain selain menjadi petani karet, kehidupan mereka bisa lebih baik walaupun tidak hidup berlebihan.
Kata Kunci: Karet, Perkebunan Karet, Petani Karet, Desa Pengaron
