dc.description.abstract |
Persaingan kerja antarsesama pekerja penebang kayu dalam memproduksi kayu, serta diperparah oleh tumbuh dan kembangnya perkebunan kelapa sawit berimbas pada berkurangnya jumlah pekerja penebang kayu. Namun, perkebunan kelapa sawit dapat menjadi solusi yang memunculkan pekerjaan baru sebagai petani sawit.
Tujuan penelitian untuk memaparkan kondisi ekonomi masyarakat Desa Kerang Dayo saat bekerja sebagai penebang kayu, penyebab dan proses perubahan mata pencaharian dari pekerja penebang kayu ke petani sawit. Penelitian ini menggunakan metode sejarah, melalui tahap heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Sumber primer diperoleh dari wawancara dengan narasumber terkait dan observasi lapangan. Data yang dikumpulkan merupakan berbentuk lisan, tertulis maupun benda. sedangkan sumber sekunder diperoleh dari Kantor Desa Kerang Dayo, BPS Kecamatan Batu Engau, BPS Kabupaten Paser, BPS Provinsi Kalimantan Timur, dan berbagai literatur ilmiah. Data-data yang diperoleh diverifikasi, kemudian dianalisis sesuai fakta yang terjadi dan dilakukan penulisan sejarah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi ekonomi pekerja penebang kayu di Desa Kerang Dayo memiliki pendapatan bersih sekitar Rp 1.080.000,- hingga Rp 9.496.000,- yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer dan sekunder, serta adanya kepemilikan tanah tidak produktif. Perubahan mata pencaharian disebabkan oleh faktor internal berupa pendapatan teratur dari berkebun sawit, serta beratnya beban kerja dan tingginya resiko kerja bagi pekerja penebang kayu. Faktor eksternal berupa menipisnya kawasan hutan dan adanya peraturan-perundangan yang membatasi aktivitas pemanenan kayu. Proses perubahan dimulai dari keberadaan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang memberikan pengalaman pembudidayaan sawit pada masyarakat, terbatasnya komoditi kayu, pembagian bibit sawit oleh desa yang membuat jumlah petani sawit kian meningkat.
Kesimpulannya, kondisi ekonomi masyarakat Desa Kerang Dayo saat menjadi pekerja penebang kayu cukup untuk memenuhi kebutuhan primer dan sekunder. Faktor internal dan faktor eksternal merupakan penyebab perubahan. Proses perubahan dimulai dari keberadaan perusahaan perkebunan sawit, penurunan komoditi kayu, dan pembagian bibit sawit.
Kata Kunci: Perubahan Mata Pencaharian, Penebang Kayu, Petani Sawit |
|