Abstract:
Cabai hiyung merupakan cabai rawit lokal yang mempunyai agroekosistem rawa lebak. Pada tahun 2020 produksi cabai hiyung mengalami penurunan produksi hanya memproduksi 1210 ton. Hal ini disebabkan, kebanyakan lahan petani terserang antraks dan musim hujan ekstrem yang merendam lahan petani. Sedangkan luas areal tanam mengalami perluasan menjadi 184 ha. Keinginan petani untuk terus menanam ataupun berhenti menanam cabai hiyung dipengaruhi oleh persepsi petani. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat persepsi petani cabai hiyung di Desa Hiyung. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Hiyung yang merupakan daerah asal mula cabai hiyung pertama kali dikembangkan. Penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan metode sempel random sampling sehingga didapatkan sempel sebanyak 29 orang petani yang di ambil dari 289 petani cabai hiyung. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan analisis indeks dan teknik skoring dengan skala 1-5. Hasil penelitian menunjukkan persepsi petani terhadap usahatani cabai hiyung pada aspek ekonomi, sosial, teknis dan kebijakan masuk ke dalam kategori baik, sedangan fisik wilayah dalam kategori netral. Pada aspek ekonomi memperoleh skor 3,59. Aspek sosial memperoleh skor 3,78. Aspek teknis memperoleh skor 3,65. Aspek fisik wilayah memperoleh skor 3,38 dan aspek kebijakan memperoleh skor 3,48. Sehingga secara keseluruhan persepsi petani masuk ke dalam kategori baik (3,57).