Abstract:
Perubahan tata guna lahan yang diakibatkan oleh pembukaan lahan untuk perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan bisa berdampak pada meningkatnya limpasan. Kenaikan limpasan dapat menyebabkan pengikisan buti-ran-butiran tanah, jika butiran tanah tersebut terbawa oleh air hujan dan berhenti pada suatu wilayah maka dapat menyebabkan terjadinya pengendapan. Pengenda-pan ini dapat berdampak pada volume Embung Kebun Raya Banua dan Embung Kampung Banjar yang berfungsi sebagai resapan air di Komplek Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung koefisien pengaliran (C) saat ini, menghitung laju erosi akibat tata guna lahan di hulu em-bung, dan menghitung volume tampungan Embung Kebun Raya Banua dan Em-bung Kampung Banjar.
Tahapan analisis meliputi permodelan DAS, delineasi koefisien limpasan, permodelan erosi dengan metode USLE, permodelan volume embung menggunakan surface volume pada ArcGis 10.3. Penelitian ini dilakukan dengan tahapan survey pendahuluan, studi literatur, pengumpulan data, dan analisis hasil. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data curah hujan, tata guna la-han, jenis tanah, Digital Elevation Model (DEM), dan elevasi embung.
Hasil penelitian ini adalah perubahan tata guna lahan menyebabkan peru-bahan koefisien limpasan pada daerah aliran sungai Embung Kebun Raya Banua dan Embung Kampung Banjar yang berkisar dari 0,2-0,4. Hasil permodelan erosi pada embung yaitu sebesar 0,304 ton/ha/tahun pada Embung Kebun Raya Banua dan sebesar 0,393 ton/ha/tahun pada Embung Kampung Banjar. Volume tampun-gan yang didapatkan dari hasil permodelan nenggunakan fitur surface volume didapatkan volume tampungan Embung Kebun Banua sebesar 15.636,236 m3 dan Embung Kampung Banjar sebesar 821.321,161 m3.