Abstract:
Kalimantan merupakan salah daerah penyebaran D. indum L. atau lebih dikenal dengan nama lokal asam kuranji. Buah asam kuranji dapat dikonsumsi dan batangnya dimanfaatkan sebagai kayu bangunan. Status keberadaan asam kuranji hingga saat ini belum di evaluasi (Not evaluated) oleh IUCN. Asam kuranji berkembang biak secara generatif yakni menggunakan biji. Biji kuranji mengalami fase dormansi, yakni biji tidak dapat berkecambah dalam jangka waktu tertentu karena kulitnya bersifat impermeabel terhadap air dan gas. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh suhu air dan skarifikasi mekanis terhadap perkecambahan biji asam kuranji. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan kombinasi perlakuan suhu air bertingkat (kontrol, 60o, 70o, dan 80o C) dan skarifikasi mekanis (pelukaan kulit biji menggunakan gunting kuku) untuk mempercepat perkecambahan biji asam kuranji (D. indum). Biji yang digunakan sebanyak 240 biji. Pengamatan yang dilakukan meliputi potensi tumbuh maksimum (PTM), daya berkecambah (DB), kecepatan berkecambah (KCT) dan panjang hipokotil (PH) biji asam kuranji. Hasil analisis Kruskal Wallis pada seluruh variabel pengamatan menunjukan nilai P < 0,05 artinya suhu air dan skarifikasi mekanis berpengaruh terhadap pemecahan dormansi biji asam kuranji (D. indum) terbukti dengan meningkatnya persentase perkecambahan pada perlakuan kontrol atau air suhu kamar (30° C) dan skarifikasi mekanis (PTM; 83,3%, DB; 70%, KCT; 0,29 KN/etmal, PH; 1,4 cm), serta pada perlakuan suhu 80° C tanpa skarifikasi mekanis (PTM; 30%, DB; 16,7%, KCT; 0,07 KN/etmal, PH; 0,2 cm).
Kata kunci: Asam kuranji, Dormansi, Suhu, Skarifikasi mekanis
?