Abstract:
Kata Kunci : Struktur Pementasan, Nilai Budaya, Tradisi Lisan, Teater Rakyat, Bapandung
Bapandung merupakan tradisi lisan yang menjelmakan cerita rakyat ke dalam suatu pertunjukan tradisional, berfungsi sebagai apresiasi sastra dalam bentuk teater tutur tradisional. Secara implisit, sastra lama yang memiliki tradisi tersebut memaparkan dan mengandung unsur-unsur budaya setempat. Semua unsur kebudayaan yang ditemukan dalam sastra lama membentuk gambaran dari manusia dan kebudayaan pada zaman lampau yang tidak pernah dialami. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan struktur pementasan pertunjukkan bapandung serta mendeskripsikan nilai-nilai budaya yang berakar dari masyarakat yang mencerminkan harkat dan kualitas hidup manusianya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi dan teknik wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur pementasan tradisi lisan bapandung terdiri atas 3, yaitu: premise, character, plot (protasis, epitasio, catastasis, dan catastrophe). Nilai budaya tradisi lisan bapandung antara lain: (1) Hubungan Manusia dengan Tuhan meliputi: ingat kepada Tuhan, percaya kepada Tuhan, berilmu agama, dan bersyukur; (2) Hubungan manusia dengan alam meliputi: cinta tanah air; (3) Hubungan manusia dengan masyarakat meliputi: silaturahmi, musyawarah, nasionalis, adat istiadat; (4) Hubungan manusia dengan manusia meliputi: memuji, perhatian, akademis, penyayang, percaya, peduli, kompetitif, kerjasama, menolong, memberi pengertian, menasihati, tolong menolong, kasih sayang; dan (5) Hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi: percaya diri, sadar diri, pandai, bersosial, tegas, menyesal, sabar, penolong, pintar, senang, mengerti, pengertian, baik hati, waspada, perhatian, rendah hati.