Abstract:
Asetanilida atau disebut juga N-Phenylacetamide merupakan senyawa berbentuk kristal padat
berwarna putih yang merupakan senyawa hasil turunan dari asetil amina aromatis yang digolongkan
sebagai amida primer. Asetanilida sering diganakan sebagai bahan baku pembuatan obat – obatan
dikarenakan sifat anastesi, antiinflamasi dan antibakteri yang dimilikinya. Selain itu asetanilida juga
digunakan sebagai bahan pembantu dalam industri cat dan karet, serta bahan campuran pembuatan
senyawa lain seperti asetilklorida dan pencilin. Pra rancangan pabrik asetanilida ini akan didirikan
pada tahun 2026 dengan kapasitas produksi 12.000 Ton/Tahun.
Asetanilida dibuat dengan mereaksikan anilin dengan asam asetat. Proses pembuatan dengan
mengumpankan anilin serta asam asetat ke dalam reaktor batch tangki berpengaduk dengan kondisi
operasi suhu 150? dan tekanan 2,5 atm dimana terjadi reaksi asetilasi di reaktor tersebut. Hasil dari
reaksi tersebut adalah asam asetat, anilin, asetanilida (sebagai produk) dan air. Selanjutnya produk
yang terventuk dipekatkan dengan mengumpankannya kedalam evaporator dengan kondisi operasi
suhu 180? dan tekanan 2,5 atm. Setelah keluar, dialirkan menuju evaporator produk tersebut
diturunkan suhu dan tekanannya menjadi 120? dan tekanan 1 atm sebelum diumpankan ke
kristalizer. Selanjutnya diumpankan menuju kristalizer untuk merubah fasa produk dari larutan
menjadi padatan dengan kondisi operasi suhu 35? dan tekanan 1 atm. Hasil keluaran dari kristalizer
berupa magma produk kemudian dimurnikan menggunakan centrifuge dengan kondisi operasi suhu
35? dan tekanan 1 atm. Selanjutnya dikeringkan menggunakan rotary dryer dengan kondisi operasi
suhu 92? dan tekanan 1 atm. Produk keluaran dari Rotary Dryer yang berupa debu atau partikel
halus akan dikumpulkan oleh cyclone. Produk asetanilida yang terbentuk dari cyclone dan rotary
dryer kemudian diturunkan suhunya menggunakan cooling conveyor menjadi 30?. Selanjutnya
produk asetanilida dihaluskan menggunakan ball mill dan dilakukan penyeragaman ukuran produk
menjadi 200 mesh menggunakan vibrating screener. Selanjutnya produk asetanilida yang telah
seragam dikemas di unit pengemasn dan kemudian disimpan di dalam Gudang sebelum dijual.
Hasil Analisa ekonomi didapat modal investasi sebesar Rp. 292.874243.250,00 dan diperoleh
hasil penjualan yaitu sebesar Rp. 1.121.056.213.888,00. Selain itu diperoleh juga Return of
Investment (ROI) sebelum pajak sebesar 42,18 ?n Return of Investment (ROI) sesudah pajak
sebesar 27%. Pay Out Time (POT) sebelum pajak 1,92 tahun dan Pay Out Time (POT) sesudah pajak
sebesar 2,67 tahun. Sehingga diperoleh Break Event Point (BEP) sebesar 45,84?n Shut down
point (SDP) sebesar 30,59%. Berdasarkan pertimbangan hasil evaluasi tersebut, maka pabrik
asetanilida dengan kapasitas 12.000 ton/tahun ini layak untuk dikaji ulang untuk didirikan.