Abstract:
Infrastruktur adalah roda penggerak pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada suatu negara berkembang seperti Indonesia. Kebutuhan infrastruktur yang meningkat ini sejalan dengan meningkatnya kebutuhan akan beton bertulang. Teknologi ferrosemen merupakan bentuk khusus dari material komposit yang terdiri dari mortar dan wire mesh sebagai penguat. Penggunaan semen dapat memberikan emisi gas rumah kaca yang dapat meningkatkan pemanasan global. Geopolimer adalah inovasi ramah lingkungan (eco green construction) menggunakan fly ash sebagai pengikat upaya meminimalisir penggunaan semen. Untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan memenuhi kebutuhan infrastruktur maka diperlukan inovasi seperti ferro-geopolimer, dimana matriks berupa mortar geopolimer dan wire mesh sebagai penguatnya.
Penelitian ini bertujuan mengetahui kuat lentur pelat ferrosemen dan ferro-geopolimer 750×150×35 mm dan kuat tekan kubus mortar semen dan geopolimer 50×50×50 mm. Variasi pelat ferrosemen dan ferro-geopolimer terdiri dari jumlah layer wire mesh yaitu tanpa wire mesh, satu layer wire mesh, dan dua layer wire mesh dengan metode perawatan beton (curing) yaitu wet air PDAM, wet-dry air PDAM dan air rawa. Perencanaan campuran mortar semen berdasarkan SNI 03-6825-2002, sedangkan perencanaan campuran mortar geopolimer berdasarkan perbandingan berat dengan tambahan superplasticizer plastiment-VZ 2?ri berat fly ash.
Hasil penelitian menunjukkan semakin meningkat jumlah layer wire mesh yang digunakan dapat meningkatkan kuat lentur dengan rentang sebesar 5,98-12,67?n 81,33-128,18% pada ferrosemen dan peningkatan dengan rentang sebesar 2,92-16,86?n 135,23-166,76% pada ferro-geopolimer secara berturut-turut terhadap penambahan satu layer wire mesh dan dua layer wire mesh. Pada metode perawatan beton menunjukkan bahwa benda uji dengan metode perawatan wet air PDAM menghasilkan kuat lentur dan kuat tekan lebih tinggi dibandingkan metode perawatan wet-dry air PDAM dan air rawa.
Kata Kunci: Fly Ash, Ferrosemen, Ferro-geopolimer, Wire Mesh