Abstract:
Lereng GI Kariangau, Balikpapan, Kalimantan Timur menggunakan konstruksi kombinasi bronjong dan geotekstile dalam upaya penanganan kelongsoran pada lereng. Namun terjadi kegagalan yang menunjukkan adanya deformasi pada perkuatan bronjong dan kerusakan pada lembaran geotekstile. Kegagalan pada perkuatan tersebut disebabkan karena kelongsoran pada lereng.
Perancangan ini dimulai dengan pengumpulan data-data sekunder yang diperlukan. Kemudian dilanjutkan menghitung stabilitas pada perkuatan bronjong tiap level. Dilanjutkan dengan memodelkan lereng menggunakan program Geo5 2020 slope stability demoversion untuk mendapatkan nilai safety factor. Analisis pada program dilakukan dengan berbagai kondisi yaitu lereng sebelum dan sesudah diberi perkuatan, adanya galian di kaki lereng, serta dengan variasi muka air tanah.
Dari hasil analisis didapatkan nilai faktor keamanan lereng sebelum dan sesudah diberi perkuatan sebesar 5,46 dan 5,76. Adanya kenaikan nilai faktor keamanan sebelum dan sesudah diberikan perkuatan bronjong menunjukkan bronjong berperan dalam meningkatkan stabilitas lereng. Nilai faktor keamanan lereng sebelum dan sesudah longsor yaitu sebesar 5,46 dan 0,78. Adanya penurunan nilai faktor keamanan lereng sebelum dan sesudah kegiatan penggalian menunjukkan penggalian berpengaruh dalam menurunkan nilai stabilitas lereng namun masih dalam batas aman. Kondisi hujan berpengaruh dalam menurunkan nilai parameter tanah sehingga mempengaruhi kekuatan lereng. Gagalnya konstruksi kombinasi perkuatan bronjong dan geotekstile disebabkan karena penurunan nilai kuat geser tanah akibat kondisi tanah yang jenuh pada daerah
perkuatan bronjong.
Kata kunci: lereng, bronjong, stabilitas lereng, Geo5, faktor keamanan