Abstract:
Dalam pekerjaan geoteknik, permeabilitas tanah merupakan salah satu parameter penting pada pembuatan TPA. Permeabilitas adalah suatu sifat geometri tanah yang menunjukkan kemampuan tanah didalam menghantarkan zat tertentu melalui pori-porinya. Berdasarkan peraturan menteri PUPR (2009) lapisan dasar TPA harus kedap air sehingga air lindi terhambat meresap kedalam tanah dan tidak mencemari air tanah. Banyak teknik yang dapat digunakan untuk mencegah penyebaran air lindi ke dalam permukaan air tanah. Salah satu diantaranya adalah konstruksi penghalang lempung lapisan kedap air (clay liner) dengan memperhatikan nilai koefisien permeabilitas dari penghalang lempung itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh beda metode pencampuran terhadap koefisien permeabilitas campuran claystone dan bentonite yang dipadatkan pada kepadatan tinggi sebagai salah satu material yang disarankan sebagai clay liner.
Ada dua metode pencampuran yaitu (CS+AIR)+BN dan (BN+AIR)+CS. Sedangkan kombinasi campuran sebanyak empat macam berdasarkan kadar bentonite sebesar 5%, 10%, 15%, dan 20?rdasarkan berat kering dengan kadar air 10%, 15%, dan 20%. Sampel dipadatkan hingga memiliki dimensi diameter 6,34 cm dan tinggi 1 m dengan berat volume kering 1,8g/cm3. Sampel diuji dengan menggunakan metode Falling Head Test untuk mendapatkan nilai koefisien permeabilitasnya.
Berdasarkan penelitian, direkomendasikan metode campuran yang paling ideal dipakai untuk lapisan clay liner pada TPA yaitu menggunakan metode campuran (CS+AIR)+BN. Secara umum pada berat volume kering 1,8 gr/cm3, sampel dengan kadar air 20% lebih banyak menghasilkan permeabilitas yang memenuhi persyaratan (yaitu lebih kecil dari 1x10-7cm/s) dari pada sampel dengan kadar air 10?n 15%.
Kata kunci: Claystone, Clay Liner, Bentonite, Lapisan Mineral, Koefisien Permeabilitas, Kepadatan Tinggi