Abstract:
Tanah laterit seringkali digunakan sebagai tanah timbunan pada berbagai kontruksi sipil karena tanah ini banyak tersedia di Kalimantan Selatan. Akan tetapi, sebenarnya tanah laterit belum layak digunakan sebagai tanah timbunan. Hal ini karena tanah laterit mempunyai nilai indeks plastisitas (PI) yang cukup tinggi, sehingga diperlukan upaya perbaikan atau stabilisasi agar kualitas tanah menjadi lebih baik.
Dalam penelitian ini dilakukan pengujian pendahuluan untuk mengetahui karakteristik fisik dan pemampatan dari tanah laterit asli yang berasal dari Sungai Ulin, Landasan Ulin, dan Mandiangin. Setelah itu, dilakukan juga pengujian utama pada tanah laterit yang berasal dari Sungai Ulin dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh persentase campuran pasir pada tanah laterit terhadap parameter konsolidasi berupa indeks pemampatan (Cc), koefisien konsolidasi (Cv), indeks pengembangan (Cs), koefisien pemampatan volume (mv), dan koefisien permeabilitas (k). Variasi yang digunakan pada benda uji, yaitu campuran fraksi pasir sebesar 0%, 7%, 14%, 21%, dan 28%. Pembuatan benda uji konsolidasi dilakukan dengan kepadatan 90?ri kadar air optimum.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa tanah laterit yang berasal dari Sungai Ulin, Landasan Ulin, dan Mandiangin termasuk ke dalam klasifikasi Clay-High (CH) atau lempung tak organik berplastisitas tinggi (fat clays). Selain itu, diketahui juga bahwa tanah laterit yang berasal dari Mandiangin mempunyai nilai indeks pemampatan (Cc), indeks pengembangan (Cs), dan koefisien pemampatan volume (mv) yang lebih besar dibandingkan tanah laterit yang berasal dari Sungai Ulin dan Landasan Ulin. Sementara itu, tanah laterit yang berasal dari Sungai Ulin mempunyai nilai koefisien konsolidasi (Cv) dan koefisien permeabilitas (k) yang lebih besar dibandingkan tanah laterit dari dua wilayah lainnya. Selanjutnya, diperoleh data berupa grafik yang menunjukkan pengaruh persentase campuran fraksi pasir terhadap nilai indeks pemampatan (Cc) dan indeks pengembangan (Cs) dari tanah laterit, dimana semakin meningkat persentase campuran fraksi pasir maka nilai indeks pemampatan (Cc) dan indeks pengembangan (Cs) semakin menurun. Koefisien konsolidasi (Cv) juga mendapatkan pengaruh dari persentase campuran pasir, ketika persentase campuran fraksi pasir semakin meningkat maka nilai koefisien konsolidasi (Cv) juga semakin meningkat. Nilai koefisien pemampatan volume (mv) juga semakin menurun seiring dengan meningkatnya persentase campuran fraksi pasir, dimana penurunan yang terjadi mencapai 28,30%. Selain itu, semakin meningkat persentase campuran fraksi pasir pada tanah laterit maka nilai koefisien permeabilitas (k) juga semakin meningkat, dimana peningkatan yang terjadi sebesar 12,78%.
Kata Kunci: tanah laterit, pemampatan tanah laterit, distribusi ukuran butir, fraksi pasir