Abstract:
Stirena merupakan suatu senyawa yang banyak digunakan industri, terutama dalam
industri plastik. Stirena merupakan bahan kimia berbentuk cair, tidak berwarna dan sering digunakan untuk sintesis berbagai macam polimer seperti ABS, SAN, dan SBR. Pabrik stirena sangat penting keberadaannya di Indonesia karena dapat mengurangi impor stirena dari luar negeri, di samping itu pendirian pabrik ini diharapkan dapat mencukupi kebutuhan stirena di dalam negeri serta diharapkan dapat menambah devisa negara dengan melakukan ekspor stirena ke luar negeri. Berdasarkan data konsumsi stirena di Indonesia dan luar negeri maka pabrik ini direncanakan akan beroperasi dengan kapasitas 100.000 ton/tahun. Pabrik akan didirikan di kecamatan Bontang Selatan, Kota Bontang, Kalimantan Timur. Kebutuhan air akan dipenuhi oleh air sungai Nyerakat yang terletak dekat dengan pabrik. Stirena dibuat dari etil benzena melalui proses dehidrogenasi katalitik dengan bantuan katalis shell 105. Proses terjadi dalam reaktor fixed bed multitube, reaksi berlangsung pada fase gas dengan suhu operasi 625°C dan tekanan 1,2 atm. Produk stirena di murnikan menggunakan menara distilasi dengan produk akhir berupa stirena dengan kemurnian 99,7% yang selanjutnya disimpan pada tangki penyimpanan produk. Produk samping berupa toluen 70% disimpan pada tangki penyimpanan toluen. Proses produksi ditunjang dengan adanya unit proses yang terdiri dari unit pengadaan air, steam, tenaga listrik, bahan bakar serta unit laboratorium yang selalu mengontrol kualitas bahan baku dan produk agar sesuai dengan spesifikasi yang dikehendaki dan dilengkapi dengan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.
Pemasaran stirena diutamakan untuk konsumsi dalam negeri. Bentuk perusahaan berupa Perseroan Terbatas (PT) dengan sistem organisasi line dan staff. Sistem kerja karyawan berdasarkan pembagian menurut jam kerja yang terdiri dari shift dan non shift dengan tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 151 orang. Adapun hasil analisa ekonomi memberikan hasil investasi modal total (TCI) sebesar Rp654.863.341.517,- dan diperoleh hasil penjualan yaitu sebesar Rp 1.995.455.059.065,-. Selain itu diperoleh juga Return of Investment (ROI) sebelum pajak sebesar 47,29?n Return of Investment (ROI) sesudah pajak sebesar 30,82%. Pay Out Time (POT) sebelum pajak yaitu 1,81 tahun dan Pay Out Time (POT) sesudah pajak yaitu 2,58 tahun. Sehingga diperoleh Break Even Point (BEP) sebesar 43?n Shut Down Point (SDP) sebesar 33%. Berdasarkan pertimbangan hasil evaluasi ekonomi tersebut, maka pabrik stirena dengan kapasitas 100.000 ton/tahun ini layak untuk dikaji lebih lanjut.
Kata kunci: etil benzena, dehidrogenasi katalitik, stirena, industri plastik