Abstract:
Kehidupan dalam bermasyarakat menuntut seseorang untuk sempurna sehingga hal tersebut menjadi salah satu faktor ketidakpuasan terhadap penampilannya. Ketidakpuasan dapat disebabkan karena individu melakukan evaluasi diri secara kritis sehingga sering membandingkan diri dengan orang lain maupun dengan gambaran ideal pemahaman kecantikan yang diinginkan. Ketidakpuasan tubuh dan evaluasi diri secara berlebih dapat memicu adanya gejala kecenderungan body dysmorphic disorder. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara perfeksionisme dengan kecenderungan Body Dysmorphic Disorder (BDD) pada wanita dewasa awal di Banjarmasin. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional secara cross-sectional dan menggunakan teknik sampling purposive. Sampel pada penelitian ini adalah wanita dewasa awal (n = 154) berusia 18-25 tahun di Banjarmasin dan memenuhi karakteristik yang telah ditentukan. Alat ukur yang digunakan adalah Body Dysmorphic Disorder Scale for Youth (BDDSY) dan Multidimensional Perfectionism Scale (MPS) yang telah diadaptasi. Analisis data menggunakan uji korelasi product moment. Nilai korelasi sebesar 0,453 (p < 0,05), yang berarti terdapat hubungan positif antara kedua variabel. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat perfeksionisme maka semakin tinggi kecenderungan body dysmorphic disorder. Begitupun sebaliknya semakin rendah tingkat perfeksionisme maka semakin rendah pula kecenderungan body dysmorphic disorder.
Kata kunci : Kecenderungan body dysmorphic disorder, perfeksionisme, wanita dewasa awal