Abstract:
Persistensi dan kepatuhan pengobatan antidiabetes sangat penting untuk mempertahankan kontrol glikemik dan mencegah komplikasi pada pasien diabetes mellitus (DM). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persistensi dan kepatuhan pengobatan antidiabetes peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, berdasarkan jenis dan kelas terapi, usia, jenis kelamin, dan penyakit penyerta. Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif dengan sumber data rekam medis Program Rujuk Balik BPJS Kesehatan di Klinik Pratama IDI Banjarmasin tahun 2020. Persistensi dinilai dengan menghitung jarak antar pengambilan resep dengan tenggat waktu 14 hari, sedangkan kepatuhan dihitung dengan rumus Medication Possession Ratio (MPR). Data persistensi dianalisis menggunakan analisis survival. Data kepatuhan dianalisis dengan uji One-Way Anova, Mann-Whitney, dan Kruskal-Wallis. Metode sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 77 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 67,5% subjek tidak persisten terhadap terapi (median persistensi 210 hari, 95%CI 171,17-248,83), namun memiliki kepatuhan yang baik (MPR = 81,49±16,69%). Tidak terdapat perbedaan bermakna antar kategori jenis dan kelas terapi, usia, jenis kelamin, dan penyakit penyerta terhadap persistensi dan kepatuhan pengobatan. Dapat disimpulkan bahwa kepatuhan pengobatan antidiabetes di Klinik IDI Banjarmasin baik, tetapi persistensinya kurang baik, dan tidak ada perbedaan kepatuhan dan persistensi pengobatan berdasarkan jenis dan kelas terapi, serta karakteristik pasien.