Abstract:
Pengolahan Limbah Cair Sasirangan (LCS) dengan koagulasi masih
menggunakan koagulan anorganik dan belum memenuhi baku mutu untuk warna.
Perlu alternatif koagulan organik yang murah dan ramah lingkungan. Pengolahan
lanjutan setelah koagulasi yaitu proses adsorpsi juga perlu dilakukan untuk
meningkatkan penyisihan warna. Kalimantan Selatan memiliki lahan gambut yang
sangat luas, dan di dalamnya terdapat tanah lempung gambut (TLG) yang dapat
digunakan sebagai koagulan organik dan gambut sebagai adsorben. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis kemampuan koagulan TLG dan gambut pada proses
gabungan koagulasi-adsorpsi dalam menurunkan warna dan organik LCS. Proses
koagulasi menggunakan metode Jar-Test dan adsorpsi menggunakan metode
batch. Pengujian kandungan organik (UV254) dan warna menggunakan metode
spektroskopi UV-Vis, untuk warna diperlukan larutan standar PtCo. LCS diperoleh
dari rumah-industri sasirangan di Pemajatan Gambut; TLG dan gambut diperoleh
dari Landasan Ulin Kalimantan Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LCS
memiliki pH 8,53 atau bersifat basa; warna sangat tinggi 392,4PtCo; bahan organik
dalam LCS didominasi fraksi hidrofobik dan berat molekul relatif besar. TLG
memiliki pH yang sangat asam yaitu 2,52 dengan pHPZC 2,91. Kondisi operasi
terbaik untuk proses gabungan koagulasi-adsorpsi menggunakan koagulan TLG
dan adsorben gambut diperoleh pada pH asli 8,35 (tanpa pengaturan), dosis
terbaik 20g/L TLG dan 5g/L gambut, dengan penyisihan warna dan organik
mencapai 87,5?n 34,7%. Pada kondisi terbaik parameter pH, warna dan TSS
masing-masing 6,21; 76,1PtCo dan 15mg/L dan sudah memenuhi baku mutu.
Kondisi operasi terbaik untuk 3 proses gabungan koagulasi-adsorpsi yang lainnya
sebagai pembanding, diperoleh pada pH koagulasi 8,53 dengan dosis 20g/L
TLG+0,1g/L PAC; 0,5g/L alum+5g/L gambut dan 0,5g/L alum+0,1g/L PAC.
Koagulan organik TLG dan adsorben gambut terbukti dapat digunakan untuk
mengolah LCS.