Abstract:
Tanaman terong (Solanum melongena L.) Permintaan buah terong yang semakin meningkat, tetapi ketersediaan buah terong rendah sehingga tidak dapat terpenuhi. Salah satu penyebab rendahnya produksi terong disebabkan adanya serangan penyakit layu pada tanaman terung disebabkan oleh Fusarium oxysporum. Gejala yang ditimbulkan berupa adanya daun yang layu, daun menguning dan jaringan akar dan batang berwarna coklat. Pengendalian yang sering dilakukan adalah dengan menggunakan pestisida (fungisida) yang dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Alternatif pengendalian penyakit layu Fusariumspp. yang ramah lingkungan adalah dengan menggunakan fungisida alami dari mikroba antagonis. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk untuk mengetahui kemampuan isolat rizobakteria Pseudomonas kelompok fluorescens (PF) dan isolat Bacillus spp. yang berasal dari tanaman bambu, cabai dan pakis dalam menghambat perkembangan Fusarium spp. secara in vitro. Metode penelitian adalah menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan isolat Pseudomonas kelompok fluorescens dan Bacillus spp. masing- masing 4 perlakuan, kontrol. Pengujian daya hambat isolat Pseudomonas kelompok fluorescens dan Bacillus spp. dilakukan dengan metode tantang dan.secara in vitro. Pengamatan dilakukan terhadap persentase daya hambat bakteri rizosfer (DH) setelah inkubasi selama 7 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua isolat Pseudomonas kelompok fluorescens dan isolat Bacillus spp. mampu menghambat perkembangan cendawan Fusarium spp. dengan persentase daya hambat yang berbeda-beda. Isolat Pseudomonas kelompok flourescens berasal dari akar bambu dari daerah Palem (KPBP) (81.95%) merupakan isolat yang mempunyai persentase daya hambat yang tertinggi dan Isolat Bacillus spp. berasal dari akar cabai dari daerah Guntung Manggis (BGTP1) (70%) merupakan isolat yang mempunyai persentase daya hambat yang tertinggi