Abstract:
Pertanian hingga saat ini masih erat kaitannya dengan kemiskinan dan pedesaan, hal tersebut dipengaruhi oleh banyak hal salah satunya adalah permodalan petani. Modal yang cukup akan membuat usahatani dapat berjalan dengan baik dan menunjang pendapatan petani, salah satunya dapat dipenuhi dengan memanfaatkan kredit baik formal maupun informal. Kabupaten Banjar merupakan salah satu Kabupaten penghasil padi terbesar di Kalimantan Selatan, pada tahun 2017 lalu terjadi penurunan yang besar terhadap penggunaan lahan sawah untuk tanaman padi. Penurunan tersebut dapat disebabkan berbagai faktor seperti alih fungsi lahan, kondisi alam, permodalan, dan sebagainya. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis merasa diperlukan adanya suatu penelitian terkait permodalan petani khususnya dari segi kredit untuk usahatani padi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi biaya tidak terdapat perbedaan yang terlalu jauh antara petani yang menggunakan modal sendiri dan yang memanfaatkan kredit baik dilahan pasang surut maupun lahan irigasi. Hal tersebut dikarenakan terdapat berbagai macam jenis kredit dan nominalnya juga beragam sehingga mempengaruhi besarnya bunga kredit. Selanjutnya kontribusi kredit di daerah penelitian lebih dari 75?a9 petani yang merasakannya sedangkan kontribusi modal sendiri hanya ada 2 petani, nilai tersebut menunjukkan bahwa kredit cukup memberikan peranan penting kepada petani dan keberlangsungan usahanya. Lembaga kredit formal di daerah penelitian adalah dari KUR BRI, sedangkan lembaga non formal ada kios pertanian, pedagang hasil pertanian, rentenir dan kerabat. Tahapan yang paling sering digunakannya kredit untuk usahatani padi adalah pada saat musim tanam dan musim panen. Terakhir faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani dalam pemanfaatan kredit adalah faktor jumlah anggota keluarga, pekerjaan sampingan, penerimaan usahatani sebelumnya dan luas lahan, sedangkan yang tidak berpengaruh adalah faktor umur, pendidikan dan tipe lahan.