Abstract:
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman sayuran yang memiliki banyak manfaat. Menurut BPS, produksi bawang merah Kalimantan Selatan sebanyak 1.143 ton. Dalam proses produksi tidak luput dari berbagai gangguan. Salah satunya adalah adanya serangan organisme pengganggu tanaman. Salah satu penyakit utama yang cukup membahayakan penyakit moler yang disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum. Tanaman yang terserang F. oxysporum menyebabkan 10-15% bibit tidak tumbuh sempurna, tunas klorosis dan tanaman rebah kemudian membusuk, hal ini menyebabkan kerugian. Para petani biasanya menggunakan pestisida kimia untuk mengendalikan penyakit moler. Banyaknya penggunaan pestisida kimia memberikan efek buruk lingkungan. Penelitian ini menggunakan serbuk kulit jengkol sebagai pestisida nabati untuk menjaga lingkungan dan memanfaatkan bahan yang ada dialam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas serbuk kulit jengkol terhadap penyakit moler pada bawang merah. Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu in vitro dan in vivo. Metode yang dilakukan pada in vivo adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan yaitu Kontrol (inokulasi F.oxysporum), F.oxysporum + fungisida kimia Antracol, F.oxysporum + serbuk kulit jengkol 125g/petak, 250g/petak dan 375g/petak dan 4 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan secara in vitro serbuk kulit jengkol efektif menekan pertumbuhan cendawan F.oxysporum sedangkan secara in vivo pada perlakuan F.oxysporum + sebuk kulit jengkol 375g/petak dan perlakuan F.oxysporum + fungisida kimia Antracol mampu menurunkan persentase intensitas serangan.
Kata kunci : Bawang merah, F. oxysporum, Serbuk kulit jengkol