Abstract:
Bencana banjir pada Januari 2021 di Kabupaten Banjar membuat permukiman dan lahan pertanian terendam. Akibat bencana banjir, luas lahan pertanian yang ditanami padi terendam sehingga setelah air surut produktivitas lahan menurun dibandingkan sebelum banjir, lahan yang sebelumnya bisa ditanami padi, kini tidak bisa ditanami kembali. akibat banjir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keseimbangan ketersediaan beras sebelum dan sesudah bencana banjir di Kabupaten Banjar; dan pemenuhan beras pasca bencana banjir di Kabupaten Banjar. Data yang digunakan adalah data sekunder, antara lain data produksi beras, ketersediaan beras, konsumsi beras dan pemenuhan beras sebelum bencana banjir (tahun 2020) dan setelah banjir (tahun 2021). Analisis yang digunakan secara deskriptif dengan perhitungan keseimbangan produksi beras dan ketersediaan beras. Berdasarkan hasil penelitian, ketersediaan beras pada tahun 2021 mengalami penurunan dari tahun 2020 sebesar 6.603,50 ton. Pada tahun 2020 ketersediaan beras di Kabupaten Banjar sebesar 94.201,50 ton, sedangkan pada tahun 2021 menjadi 87.598 ton. Penurunan ketersediaan beras disebabkan oleh berkurangnya lahan yang digunakan untuk menanam padi, tidak seperti sebelum banjir. Keseimbangan (selisih ketersediaan beras dan konsumsi beras) pada tahun 2021 di Kabupaten Banjar mengalami peningkatan dari tahun 2020. Rata-rata tingkat konsumsi beras di Kabupaten Banjar pada tahun 2021 adalah 85,82 kg/kapita/tahun dan pada tahun 2020 sebesar 139,15 kg/kapita/ bertahun-tahun. Dengan peningkatan pemenuhan beras sebesar 23.518,39 ton dari tahun sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa kondisi ketersediaan beras pasca bencana tahun 2021 di Kabupaten Banjar masih surplus.