Abstract:
Benih Jati Putih dikenal sebagai benih berkulit keras sehingga sulit berkecambah. Perkecambahan beberapa benih berkulit keras memiliki presentase perkecambahan sangat rendah 30-40%. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap untuk 3 perlakuan, perlakuan kematangan buah dengan menggunakan buah yang tidak diskarifikasi, perlakuan keutuhan biji dan perlakuan media perkecambahan campuran sekam dan tanah menggunakan biji yang diskarifikasi dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 2 faktor yaitu perendaman air panas dan faktor kematangan buah menggunakan biji yang diskarifikasi. Hasil persentase perkecambahan didapatkan biji yang diskarifikasi perlakuan perendaman air panas dan kematangan buah tanpa direndam air panas biji busuk sebesar 56,5%, biji kuning 41,5?n biji hijau 30%, direndam air panas biji busuk 2 %, biji kuning 1,6?n biji hijau 2%. Perlakuan Keutuhan biji biji utuh 27%, biji berlubang sedang 18?n biji berlubang dalam 14%. Perlakuan media perkecambahan sekam dan tanah biji busuk 12%, biji kuning 27?n biji hijau 37%. Persentase perkecambahan buah yang tidak diskarifikasi perlakuan kematangan buah buah busuk ulangan I 6%, ulangan II 0,2%, ulangan III 0,6 ?n ulangan IV 2%, buah kuning ulangan I 4,6%, ulangan II 2,2%, ulangan III 3?n ulangan IV 20,4%. buah hijau ulangan I 5,8%, ulangan II 3%, ulangan III 6,4?n ulangan IV 54,2%. Perkecambahan yang optimum terjadi pada biji yang diskarifikasi daripada biji tanpa diskarifikasi. Biji yang disakarifikasi berkecambah lebih cepat yaitu mulai 5 hari dibandingkan dengan biji yang tidak diskarifikasi membutuhkan waktu lebih lama yakni 38 hari untuk berkecambah.