Abstract:
Kerusakan hutan di Indonesia yaitu akibat kebakaran dan pemanfaatan yang tidak bijaksana semakin besar dari tahun ke tahun. Pemerintah telah membuka kesempatan untuk masyarakat mengelola Kawasan hutan negara yang terdapat di daerahnya melalui perhutanan sosial. Salah satu desa yang ulet dalam memajukan perhutanan social ialah Desa Tebing Siring menggunakan skema Hutan Kemasyarakatan (HKm) sejak 2011. Desa tebing Siring melakukan aktivitas HKm menggunakan tumbuhan hasil hutan non kayu seperti karetdan jenis buah-buahan. Upaya diversifikasi sistem peningkatan terus menerus dikerjakan agar tidak bergantung dengan satu produk saja. Adapun manfaat beserta tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui nilai ekonomi tanaman. sisipan kopi pada petani, mengetahui pendapatan dari tanaman sisipan kopi serta mengengetahui pendapatan dari petani kemasyarakatan. Metode penelitian yang dilakukan dengan metode purposive sampling dan di pilih Desa Tebing Siring sebagai sampel desa yang berdasarkan hasil Observasi dilapangan. Pengumpulan data di lapangan dilakukan dengan cara Wawancara dan Observasi, data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil analisis ekonomi sosial ekonomi dalam penerapan sistem HKm di Desa Tebing Siring Kabupaten Tanah Laut, maka dapat disimpulkan bahwa tanaman pokok yang terdapat pada Desa Tebing Siring adalah tanaman karet sedangkan tanaman pertanian atau sisipan salah satunya terdapat tanaman kopi (palawija). Anggota tani mengelola kurang lebih sekitar 58 Ha, yang mana masing-masing anggota diberi 0,5-1,5 Ha lahan untuk di kelola. Pendapatan dan pengeluaran responden tidak berbeda – beda, hal ini sesuai dengan luas serta kondisi lahan, banyaknya ragam usaha tani, struktur pengelolaan dan biaya tenaga kerja yang diberikan.