Abstract:
RINGKASAN
Fibrian Hendra Kusuma. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani Padi (Studi Kasus Pada Rumah Tangga Petani Padi di Kabupaten Banjar Pasca Terjadi Bencana Banjir). Di bawah bimbingan Hairin Fajeri dan Yudi Ferrianta.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketahanan pangan rumah tangga petani padi di Kabupaten Banjar pasca terjadi banjir dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga petani padi pasca banjir di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan.
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2021 sampai dengan bulan November 2021 meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan, pengolahan data hingga pembuatan laporan, lokasi penelitian di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Populasi pada penelitian ini adalah petani padi di Kabupaten Banjar yang pada bulan Januari 2021 terkena bencana banjir. Sampel pada penelitian ini berjumlah 100 kepala rumah tangga petani padi yang diambil dengan cara purposive sampling, dimana sampel dipilih secara sengaja dari lima kecamatan di Kabupaten Banjar dengan pertimbangan pada bulan Januari 2021 terkena bencana banjir dan terindikasi rawan pangan pasca banjir, yaitu Kecamatan (Sungai Tabuk, Martapura Barat, Martapura Timur, Astambul dan Karang Intan). Setiap kecamatan diambil dua desa untuk mewakili lokasi pengambilan sampel pada wilayah yang terdampak banjir. Pemilihan dan penentuan jumlah rumah tangga petani responden pada masing-masing desa dilakukan dengan teknik pengambilan sampel acak proporsional (proportionate random sampling). Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan multivariat dengan model regresi logistik biner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah petani padi di Kabupaten Banjar pasca terjadi banjir yang tergolong tahan pangan mendominasi, yakni sebanyak 70%. Sedangkan petani yang tergolong tidak tahan pangan sebanyak 30%. Rata-rata konsumsi energi petani padi pasca terjadi banjir di Kabupaten Banjar adalah 1.784 kkal/kap/hari, berarti masih ada kekurangan 316 kkal berdasarkan hasil rekomendasi Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) XI Tahun 2018 bahwa Tingkat Kecukupan Energi (TKE) 2100 kkal/kapita/hari. Sedangkan rata-rata konsumsi protein petani padi pasca terjadi banjir di Kabupaten Banjar adalah 64 gr/kap/hari, hal ini menunjukkan tidak terjadi kekurangan protein berdasarkan hasil rekomendasi Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) XI Tahun 2018 bahwa Tingkat Kecukupan Protein (TKP) 57gram/kapita/hari, atau surplus protein sebesar 7,1 gram/kapita/hari.
Berdasarkan model regresi logistik biner menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga petani padi di Kabupaten Banjar pasca terjadi banjir pada awal tahun 2021 adalah pendapatan perkapita, pendidikan kepala rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, pangsa pengeluaran pangan dan kategori petani gurem atau non-gurem. Setiap kenaikan seratus ribu rupiah pendapatan rumah tangga petani, akan menaikkan peluang rumah tangga tersebut menjadi tahan pangan sebesar 1,377 kali. Setiap kenaikan satu tahun pendidikan petani, akan menaikkan peluang rumah tangga menjadi tahan pangan sebesar 1,327 kali. Setiap bertambahnya 1 anggota rumah tangga akan menurunkan peluang rumah tangga menjadi tahan pangan sebesar 0,468 kali. Setiap kenaikan satu persen pangsa pengeluaran pangan, akan menurunkan peluang rumah tangga menjadi tahan pangan sebesar 0,956 kali. Setiap petani yang berkategori non gurem akan berpeluang menjadi rumah tangga tahan pangan sebesar 8,769 kali dari rumah tangga dengan kategori gurem.
Kata Kunci: Ketahanan Pangan, Pasca Banjir, konsumsi Pangan