Abstract:
Tanjung Dewa merupakan pesisir yang terletak di Barat Kabupaten Tanah Laut. Ketiga wilayah tersebut sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan memiliki geomorfologi pantai yang landai sehingga berpotensi sebagai tempat tumbuhnya mangrove. Tuntutan pembangunan di wilayah pesisir dan aktivitas konversi lahan menjadi budidaya, permukiman maupun lain sebagainya berdampak pada kondisi mangrove disekitarnya. Eksploitasi mangrove yang berlebihan tanpa diiringi kelestarian lingkungan turut mengancam keberadaan mangrove di wilayah pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kondisi mangrove melalui status kekritisan lahan mangrove. Analisis status kekritisan lahan mengacu pada Pedoman Inventarisasi dan Identifikasi Lahan Kritis Mangrove oleh Departemen Kehutanan tahun 2005 yang sudah di modifikasi dengan menggabungkan metode survey lapangan dan penginderaan jauh yang diolah menggunakan metode Sistem Inormasi Geografis (SIG). Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa lahan dengan status rusak berat sebesar 16,91 Ha, lahan kategori rusak sebesar 14,50 Ha sedangkan lahan dengan status tidak rusak sebesar 72,65 Ha dengan total luas kajian 102,38 Ha. Secara keseluruhan lahan mangrove di pesisir Tanjung Dewa didominasi oleh lahan dengan status tidak rusak.