Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode punyakoti dapat digunakan untuk mendeteksi kebuntingan dini pada sapi limousin dengan biji tanaman yaitu gabah padi, kacang hijau dan jagung menggunakan dosis perbandingan antara urine dan air yaitu 1:4. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu urine dari 15 ekor sapi limousin, biji tanaman (gabah padi, kacang hijau, dan jagung), air, kapas dan kertas saring. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental. Pelaksanaan penelitian dilakukan 2 tahap yaitu pertama menentukan biji tanaman yang tahan direndam dalam larutan urine, yang kedua melakukan deteksi kebuntingan dini pada sapi limousine. Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah germinasi/perkecambahan yang terjadi pada masing-masing biji yang digunakan, jika sampel urine yang digunakan berasal dari sapi bunting maka akan terjadi penghambatan pada proses perkecambahan biji. Data penelitian yang diperoleh diinterpretasi secara deskriptif. Hasil penelitian memperlihatkan semua biji mampu merespon urine yang digunakan, tetapi biji kacang hijau dapat menyerap urine dengan efektif serta meperlihatkan reaksi yang nyata pada saat biji direndam dalam urine betina bunting dan tidak bunting. Ketebalan kulit dari masing-masing biji mempengaruhi uji deteksi kebuntingan dini dengan metode punyakoti. Deteksi kebuntingan dengan Metode Punyakoti pada sapi limousin menggunakan kacang hijau menunjukan hasil kebuntingan yaitu 80?ngan nilai sensitifitas 83 %.
Kata Kunci: Deteksi kebuntingan, Sapi Limousin, Metode Punyakoti, Perkecambahan