Abstract:
Aktivitas antropogenik seperti pembuangan limbah industri dan domestik ke perairan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air, seperti halnya di wilayah riparian sungai Martapura Kabupaten Banjar. Tentunya hal ini patut diwaspadai mengingat keberadaan limbah akan berdampak terhadap kualitas lingkungan dan organisme yang hidup dilingkungan tersebut. Kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk.) termasuk jenis tumbuhan yang banyak ditemukan di perairan Kabupaten Banjar. Kangkung air dipilih sebagai bioindikator karena keberadaannya yang dapat mencerminkan bagian yang dapat mewakili ekosistem yang sedang dipantau. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sumber cemaran limbah dari kegiatan antropogenik, mengetahui gambaran kualitas perairan di wilayah riparian sungai Martapura, dan mengetahui perbedaan anatomi dan morfologi kangkung air yang terdampak cemaran limbah. Stasiun penelitian berada di desa tambak anyar ulu, desa pekauman ulu dan kelurahan keraton Kabupaten Banjar berdasarkan keberadaan sumber limbah yang dominan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cemaran limbah berasal dari kegiatan antropogenik masyarakat disekitar stasiun penelitian, status kualitas perairan diwilayah riparian sungai Martapura menunjukkan total skor sebesar -18, hal ini menunjukkan bahwa status mutu air pada wilayah riparian sungai Martapura termasuk golongan air Kelas C (tercemar sedang), serta pada hasil analisis MANOVA disimpulkan bahwa adanya perbedaan sumber cemaran ditiap stasiun penelitian berpengaruh terhadap anatomi kangkung air yang berada diperairan riparian sungai Martapura.