Abstract:
Bekantan (Nasalis larvatus) merupakan satwa endemik Kalimantan dan menjadi maskot fauna kota Banjarmasin. Status konservasi bekantan menurut IUCN yaitu endangered species. Satwa endemik ini dapat dibedakan dengan jelas antara jantan dan betina atau sering disebut dengan dimorfisme seksual, tetapi data morfologi lengkap dengan dokumentasi mengenai dimorfisme seksual bekantan sangat sedikit, terlebih mengenai organ reproduksi eksternal bekantan. Tujuan dari penelitian ini ialah menentukan karakter dimorfisme seksual dan mendeskripsikan morfologi organ reproduksi eksternal bekantan. Penelitian ini menggunakan sepasang bekantan jantan dan betina dewasa untuk objek pengamatan. Untuk pengamatan dimorfisme seksual parameter yang diamati yaitu bentuk tubuh, kepala, warna rambut dan penyebarannya, wajah, telinga, hidung, mata, mulut hingga gigi, dan bentuk, letak dan jumlah kelenjar mammae, karakter suara dan karakter bau. Pada penelitian ini juga dilakukan pengamatan morfometrik pada setiap individu, parameter yang diamati yaitu tinggi duduk, panjang ekor, panjang lengan atas, panjang lengan bawah, panjang paha, panjang betis, untuk pengamatan morfologi organ reproduksi eksternal parameter yang diamati yaitu morfologi penis dan skrotum pada bekantan jantan, dan morfologi vulva dan klitoris pada bekantan betina. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ciri dimorfisme seksual pada bekantan dapat dilihat dari karakter tubuh, karakter hidung, karakter gigi, karakter telinga dan karakter suara. Morfologi organ reproduksi eksternal pada bekantan jantan yaitu terdapat penis yang berwarna merah dan skrotum berwarna hitam, pada bekantan betina terdapat vulva berwarna merah yang terdiri dari labia mayor, labia minor, dan klitoris.
Kata Kunci: Bekantan, Dimorfisme Seksual, Organ Reproduksi Eksternal