Abstract:
Suku Banjar Kalimantan Selatan mempunyai kain khas tradisional yaitu kain sasirangan. Usaha industri sasirangan banyak terdapat dibeberapa kabupaten/kota di Kalimantan Selatan. Salah satunya adalah Rumah Produksi Atun Cempaka Sasirangan yang terletak di Cempaka, Kota Banjarbaru. Jumlah industri sasirangan yang terus meningkat setiap tahunnya berbanding lurus dengan volume Limbah Cair Sasirangan (LCS) yang dihasilkan. Berdasarkan hasil uji pendahuluan karakteristik LCS pada bulan Februari 2022 didapatkan kadar warna sebesar 788,9 PtCo dan kekeruhan sebesar 259 NTU. Nilai tersebut menunjukkan bahwa warna yang terkandung pada LCS melebihi baku mutu menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.16 Tahun 2019. Sehingga upaya pengolahan LCS sangat diperlukan sebelum dibuang langsung ke lingkungan. Teknologi tepat guna dalam pengolahan LCS yang operasionalnya mudah, biaya operasi dan perawatannya murah, serta desain yang sederhana yaitu dengan sistem Lahan Basah Buatan Aliran Horizontal Bawah Permukaan (LBB-AHBP). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa efektifitas sistem LBB-AHBP dengan tanaman Typha latifolia dan equisetum hyemale dalam menyisihkan warna dan kekeruhan LCS. Penelitian ini dilakukan dengan skala laboratorium menggunakan 6 buah reaktor yang dilapisi plastik berukuran 90x30x45 cm selama 21 hari dengan aliran kontinyu. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata efisiensi penyisihan warna dan kekeruhan dengan tanaman Typha latifolia sebesar 42,93?n 72,08%; dengan tanaman Equisetum hyemale sebesar 50,90?n 83,06%; dan dengan reaktor kontrol (tanpa tanaman) sebesar 24,63?n 50,80%.
Kata kunci: Kekeruhan, LBB-AHBP, Limbah Cair Sasirangan, Warna