Abstract:
Kesehatan mental merupakan suatu masalah yang penting untuk diperhatikan. Banyak isu terjadi di lingkungan perusahaan kelapa sawit mengenai kesejahteraan karyawan terkait pendapatan yang diperoleh hingga menimbulkan terganggunya kesehatan mental. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan keadilan distributif terhadap kesehatan mental melalui efek mediasi dimensi burnout. Subjek pada penelitian ini berfokus pada karyawan perusahaan kelapa sawit di Kalimantan Tengah. Adapun jumlah subjek sebesar 222 orang yang didapatkan melalui perhitungan G*Power. Teknik pemilihan subjek menggunakan purposive sampling karena ada kriteria tertentu yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu sebagai karyawan bagian kebun dengan pekerjaan pemanen atau perawatan, berusia minimal 25 tahun. Metode penelitian bersifat kuantitatif yang menggunakan alat ukur Mental Health Inventory (MHI-38), skala keadilan distributif dan Maslach Burnout Inventory (MBI-GS). Uji hipotesis dilakukan menggunakan teknik regresi Hayes dengan model MACRO PROCESS SPSS versi 25. Hasil didapatkan ada peranan yang signifikan keadilan distributif terhadap kesehatan mental melalui exhaustion. Hasil ini menunjukkan dalam mediator dimensi burnout yang terdiri atas tiga dimensi, hanya pada dimensi exhaustion yang mampu memediasi, sementara dimensi lainnya seperti cynicism dan professional inefficacy tidak memberikan efek mediasi. Hal ini berarti semakin rendah keadilan distributif maka exhaustion akan semakin tinggi yang kemudian menimbulkan kesehatan mental rendah.
Kata kunci : Burnout, keadilan distributif, kesehatan mental