Abstract:
Pulau Sebuku terletak di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan memiliki luas sekitar 225,50 km2 dan terdiri dari 8 desa yang salah satunya adalah Desa Belambus. Masyarakat daerah tersebut masih memanfaatkan tumbuhan berkhasiat sebagai pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan jumlah tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat, menentukan karakteristik dan khasiat empiris, cara pengolahan, cara penggunaan serta pemanfaatan bagian tumbuhan berkhasiat obat yang digunakan oleh masyarakat di Desa Belambus Kecamatan Pulau Sebuku Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Jenis penelitian bersifat deskriptif dan eksploratif, pengumpulan data etnobotani dilakukan dengan wawancara semi-struktur serta kuisioner. Metode penelitian yang digunakan berupa metode kualitatif, informan yang dipilih berdasarkan teknik snowball sampling dengan informan kunci serta informan rekomendasi yang dianggap memiliki pengetahuan baik terkait etnobotani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 48 tumbuhan berkhasiat obat yang digunakan oleh masyarakat untuk mengobati berbagai penyakit. Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan adalah daun (50%), pucuk daun (8%), buah (13%), rimpang (15%), batang (6%), umbi dan bunga (4%). Cara pengolahan terdiri atas dihaluskan (43%), direbus (21%), direndam (2%), diremas (19%), diperas (2%), dijemur (2%), ditumbuk (9%) serta tanpa pengolahan (2%). Cara penggunaaan yaitu dengan diminum (67%), dimakan (4%), ditempel (13%), dioles (12%), dan digunakan secara langsung (4%). Skrining fitokimia dilakukan terhadap tumbuhan baru yang belum terdapat pada literatur dan belum diketahui nama latin dengan hasil skrining fitokimia terhadap tumbuhan yang diteliti yaitu gandarusa dan raja waling yang masing-masing diketahui mengandung senyawa flavonoid, fenol, tanin, saponin, terpenoid, dan antrakuinon, sedangkan alkaloid hanya terdapat pada tumbuhan raja waling.
Kata kunci : Etnobotani, Pulau Sebuku, Desa Belambus, Suku Banjar dan Bugis