Abstract:
Dalam RTRW, penentuan peruntukan wilayah dalam tata ruang masih menggunakan skala kecil, yaitu 1:50.000, sehingga kedetailan dalam informasi topografi tidak tergambar. Oleh karena itu, banyak kawasan yang seharusnya tidak cocok sebagai kawasan perumahan malah dimanfaatkan menjadi kawasan perumahan di kawasan perkotaan. Hal ini menyebabkan kawasan rendah yang semula berfungsi sebagai tempat penampungan air sementara (retarding pond) berubah menjadi hunian penduduk. Kelurahan Mabuun dan Desa Tanta Hulu merupakan kawasan perkotaan yang mengalami perkembangan pesat dalam hal pertumbuhan penduduk dan perumahan. Konsep drainase konvensional yang sekarang diterapkan adalah mengalirkan air lebihan dengan cepat ke sungai terdekat, yaitu Sungai Mangkusip. Jika perencanaan pembangunan tidak dilaksanakan dengan drainase yang baik dan tepat, maka aliran air tersebut berubah menjadi banjir saat curah hujan tinggi. Berdasarkan hal di atas, perlu adanya telaah tata guna lahan dengan data spasial. Data yang digunakan pada penelitian ini ada dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari survei langsung menggunakan GPS Geodetis RTK untuk pengukuran penampang sungai dan nilai elevasi, serta drone untuk mengetahui updating perkembangan tutupan lahan di wilayah penelitian. Data sekunder diperoleh dari pengunduhan data DEMNAS, data spasial dari instansi terkait, dan data curah hujan diperoleh dari AWS PT Adaro Indonesia.
Penelitian ini merupakan analisis kualitatif. Kualitatif dalam penelitian ini adalah melakukan analisis hidrologi. Dalam perencanaan hidrologi terdapat kriteria yang harus dipenuhi untuk melakukan analisis, yaitu memperhitungkan hujan dan banjir, serta penggunaan metode rasional dengan runtutan yang jelas. Dari kumpulan data hidrologi ini, maka penulis menyusunnya menjadi daftar atau tabel dan ditampilkan dalam grafik. Analisis dalam penelitian ini diambil melalui pengolahan data dari satelit Demnas yang diolah menjadi data DEM dalam menampilkan lokasi yang diteliti. Lokasi yang diteliti dianalisis secara tiga dimensi dan memadukannya dengan data spasial Sistem Informasi Geografis (SIG).
Hasil penelitian pada lokasi dengan menggunakan data DEM, analisis hidrologi hidrolika dan melakukan skoring pada penutup lahan adalah: a) Informasi ketinggian pada lokasi penelitian dalam bentuk peta, b) Mengetahui jaringan sungai dan anak Sungai Mangkusip dan klasifikasinya, c) Mengetahui panjang aliran sungai dari hulu terjauh sampai ke titik pengamatan, yakni 26.384 m, d) Mengetahui kemiringan daerah lintasan air yakni 0.026%, e) Analisis posisi dan letak perumahan permukiman berdasarkan klasifikasi ketinggian, f) Mengetahui luas tangkapan air dari hasil permodelan, yakni 64.623 km2, g) Terjadi perubahan bentuk alami aliran Sungai Kelanis akibat campur tangan manusia, h) Memperoleh data debit banjir limpasan melalui perhitungan metode rasional, i) mendapat kemampuan kapasitas sungai dan anak Sungai Mangkusip, j) Menjelaskan daya tampung dan daya dukung Sungai Mangkusip, k) Informasi area resapan yang seharusnya untuk kawasan lindung seluas 59.318 ha. Arahan yang dilakukan untuk mengatasi banjir di wilayah perkotaan adalah: a) Merevisi peruntukan perumahan permukiman yang berada di kawasan rendah pada RTRW dan RDTR di wilayah penelitian agar menjadi kawasan lindung, karena kawasan tersebut tidak memungkinkan untuk dikembangkan menjadi perumahan permukiman, b) Membuat rencana induk sistem drainase perkotaan dan memetakan anak-anak sungai dalam skala besar, sehingga data dapat digunakan untuk dasar perencanaan sistem drainase perkotaan berwawasan lingkungan, c) Melakukan tahap perencanaan penanggulangan debit banjir dengan metode teknis untuk mengatasi banjir sesuai dengan kemampuan anak sungai secara alami.