Abstract:
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4 dengan nama sistematis
asam etanadinoat. Berdasarkan data impor ekspor asam oksalat Indonesia dari tahun 2016-2020
dapat ditentukan peluang kapasitas pabrik asam oksalat pada tahun 2027 yaitu sebesar 5000
ton/tahun dengan bahan baku tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dengan proses oksidasi asam
nitrat berlokasi di Provinsi Riau, Kabupataen Rokan Hulu. Pembuatan asam oksalat dengan proses
ini bahan dasarnya mengandung selulosa yang akan dikonversi menjadi glukosa. Glukosa dihasilkan
dari hidrolisis TKKS dengan katalis asam sulfat (H2SO4) 2% pada suhu 130 oC. H2SO4 yang
terkandung dalam larutan hidrolisis dinetralkan dengan NaOH, lalu dipisahkan endapannya
menggunakan dekanter. Glukosa yang dihasilkan dioksidasi dengan asam nitrat pada temperatur
71oC dengan katalis vanadium pentoksida. Asam oksalat yang diperoleh dipisahkan, disaring dan
dikristalisasi. Kemurnian produk kristal asam oksalat mencapai 99%. Konversi reaksi glukosa
menjadi asamoksalat sebesar 70%. Proses pembuatan asam oksalat ini berjalan secara kontinyu.
Kebutuhan utilitas diambil dari sungai Kampar sebanyak 12.7381,7074 kg/jam. Sedangkan
kebutuhan listrik untuk operasional pabrik sebesar 329,1570 kW /jam disuplai dari PLN Unit Induk
Wilayah Riau dan Kepulauan Riau. Untuk mengantisipasi adanya pemadaman, maka dipersiapkan
1 buah generator dengan power 1000 kW. Nilai Return on Invesment (ROI) sesudah pajak untuk
pabrik ini sebesar 16,87 %, Pay Out Time (POT) sesudah pajak sebesar 3,72 tahun, sedangkan
kapasitas Break Event Point (BEP) adalah 53,62 %, dan Shut Down Point (SDP) adalah 34,03 %.
Nilai-nilai tersebut menunjukan bahwa layak untuk dipertimbangkan pendiriannya dan dapat
diteruskan ke tahap perencanaan pabrik.