Abstract:
Latar Belakang: Berdasarkan data Kemenkes diperoleh data bahwa terdapat 89 rumah sakit (3%) yang melaporkan sudah memiliki SIMRS namun tidak berjalan secara fungsional, 294 rumah sakit (10%) belum memiliki SIMRS, dan 365 rumah sakit (12%) tidak melaporkan SIMRS. Berdasarkan studi pendahuluan yang terhadap petugas di unit yang telah menggunakan SIMRS. Terdapat beberapa masalah yang ditemukan saat implementasi, diantaranya: fitur–fitur belum maksimal, gangguan pada, laporan-laporan yang tidak sesuai karena sering terjadi double input atau error yang belum ditangani dengan tepat waktu. Pembuang sebagian besar karyawan berumur 20 – 35 Tahun.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara umur sistem informasi manajemen rumah sakit, kualitas informasinya, kualitas sistemnya, dan kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien di RSUD Kuala Pembuang.
Metode: Dalam penelitian ini, menggunakan desain cross-sectional dan metode analitik observasional. Partisipan dalam penelitian ini berasal dari RSUD Kuala Pembuang yang berjumlah 89 orang. Kuesioner adalah instrumen yang digunakan untuk penyelidikan. Data dianalisis secara deskriptif dan statistik menggunakan uji chi square dan uji logistik ganda.
Hasil: Hasil analisis chi square menunjukkan nilai p values umur (p= 0,587), kualitas sistem (p= 0,000), kualitas informasi (p= 0,000) dan kualitas layanan (p=0,000). Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan nilai p and ExpB variabel kualitas informasi (p=0,000, Exp B=10,267).
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang substansial antara kepuasan pengguna sistem informasi manajemen rumah sakit dengan kualitas sistem, kualitas informasi, dan kualitas pelayanan di RSUD Kuala Pembuang. Selain itu, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan kepuasan pengguna terhadap sistem informasi manajemen rumah sakit di RSUD Kuala Pembuang. Variabel yang paling berpengaruh dalam kaitannya dengan kepuasan pengguna adalah kualitas informasi.