Abstract:
Industri sawit memberikan kontribusi yang besar baik ke arah positif (sumbangan devisa Rp.220 T; penyerapan tenaga kerja 8,2 juta orang) maupun sebaliknya (kerusakan ekologis). Peranan konsumen diperlukan melalui pembelian produk ramah lingkungan mempertimbangkan 60?ri hasil sawit dialokasikan untuk bahan konsumsi, kecantikan dan kesehatan yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menguji prediktor intensi pembelian produk sawit ramah lingkungan lebih khusus dari faktor sosial yaitu nilai budaya kolektivisme dengan mempertimbangkan variabel dari teori perilaku terencana yaitu sikap terhadap produk ramah lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode survei korelasional terhadap masyarakat Indonesia yang berusia 18-65 tahun. Sampel penelitian berjumlah 258 orang untuk kemudian dianalisis dengan extension PROCESS pada program IBM SPSS. Hasil penelitian menunjukkan sikap terhadap produk ramah lingkungan mampu memediasi hubungan antara nilai budaya kolektivisme dengan intensi pembelian produk ramah lingkungan dengan signifikan (indirect effect). Pengaruh langsung (direct effect) dari nilai budaya kolektivisme terhadap intensi pembelian produk sawit ramah lingkungan juga terkonfirmasi signifikan dan lebih kuat. Kesimpulannya yaitu intensi pembelian produk sawit ramah lingkungan dapat diprediksi oleh nilai budaya kolektivisme maupun ditambah dengan perantara sikap terhadap produk ramah lingkungan.