Abstract:
Latar Belakang: Rendahnya capaian pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) sebagai deteksi dini kanker leher rahim menunjukkan bahwa program deteksi dini kanker leher rahim belum berjalan secara optimal. Di Indonesia, cakupan deteksi dini terhadap kejadian kanker masih berada pada posisi kurang dari 5%, masih berasa jauh dari target nasional yaitu 10?ri jumlah wanita usia subur. Rendahnya cakupan deteksi dini merupakan salah satu alasan yang membuat makin meningkatnya kanker serviks. Semakin rendah capaian tes IVA, maka akan semakin tinggi jumlah angka kanker serviks yang ditemukan di kemudian hari. Hal ini didasarkan fakta bahwa lebih dari 50% perempuan yang telah didiagnosa kanker serviks tidak pernah melakukan deteksi dini sebelumnya.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pencapaian pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).
Metode: Penelitian ini menggunakan metode meta analisis dengan penelusuran penelitian dengan desain crosssectional pada database Google Schoolar dan PubMed. Didapatkan 11 artikel penelitian yang relevan sesuai kriteria inklusi. Pooled Odds Ratio (pOR) dihitung dengan random effect model untuk analisis data sesuai uji heterogenitas menggunakan Review Manager 5.3.
Hasil: Umur tidak berhubungan dengan pencapaian pemeriksaan IVA dengan nilai p=0,10 dan nilai pOR= 1.75; CI 95% 0,89-3,41. Tingkat pendidikan berhubungan dengan pencapaian pemeriksaan IVA dengan nilai p=0,002 dan nilai pOR= 3.63; CI 95% 1,61-8,18. Pekerjaan tidak berhubungan dengan pencapaian pemeriksaan IVA dengan nilai p=0,45 dan nilai pOR= 0.45; CI 95%= 0,06-3,56. Dukungan suami berhubungan dengan pencapaian pemeriksaan IVA dengan nilai p=0,01 dan nilai pOR= 7.32; CI 95% 1,55-34,60.
Kesimpulan: Umur dan pekerjaan tidak berhubungan dengan pencapaian pemeriksaan IVA, sedangkan tingkat pendidikan dan dukungan suami berhubungan dengan pencapaian pemeriksaan IVA.
Kata Kunci: Umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dukungan suami, IVA