Abstract:
Upaya sekolah dalam membuat program pembelajaran berbasis produksi menekankan pembelajaran, di mana peserta didik dapat melakukan kegiatan produksi atau jasa yang memenuhi standar Dunia Usaha/Dunia Industri dan masyarakat.
Fokus penelitian: (1) kompetensi guru dalam menerapkan pendidikan vokasi berbasis entrepeneurship melalui program pembelajaran; (2) kesiapan sarana prasarana sekolah dalam mendukung pendidikan vokasi berbasis entrepreneurship; (3) upaya sekolah dalam membangun jaringan kemitraan meliputi kemitraan dengan orang tua, masyarakat dan Dunia Usaha Dunia Industri; (4) upaya marketing dalam pengembangan rencana usaha dan pengalaman bekerja peserta didik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang terkumpul melalui berbagai teknik tersebut diperiksa dan dilakukan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan menggunakan kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas dan konfirmabilitas. Kemudian data dianalisis dengan analisis kasus tunggal dan analisis lintas situs.
Hasil penelitian menemukan bahwa: (1) Kompetensi Guru melalui guru penggerak dan guru pembelajar yang dioptimalkan pada SLB Negeri 1 Martapura adalah kompetensi profesional dalam memberikan inovasi pada kegiatan pendidikan. Pada SLB-C Negeri Pembina melalui kompetensi pedagogik dalam memberikan keterampilan yang difasilitasi sekolah; (2) Kesiapan sarana prasarana sekolah pada SLB Negeri 1 Martapura ketersediaan fasilitas penunjang dan mengoptimalisasinya. Pada SLB-C Negeri Pembina memiliki fasilitas yang lengkap pendukung pembelajaran; (3) Sekolah menjaring kemitraan dengan orang tua membina dan memotivasi peserta didik dalam mengaplikasikan keterampilan. Pada SLB Negeri 1 Martapura dengan menerapkan partnership model. Pada SLB-C Negeri Pembina dengan menerapkan client model; (4) Pengembangan rencana usaha dan pemberian pengalaman kerja pada SLB Negeri 1 Martapura dengan memberikan kegiatan pembinaan dan keterampilan di sekolah. Pada SLB-C Negeri Pembina adalah dengan mempersiapkan keahlian tambahan berorientasi dunia usaha dan dunia industri.
Saran bagi kedua sekolah: pada kompetensi guru untuk terus menerapkan keterampilan inovatif kepada peserta didik yang sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kebutuhan dunia usaha dan industri; sarana prasarana dioptimalkan dan dikembangkan sesuai dengan keterampilan inovatif: jaringan kemitraan dikembangkan agar dapat menjawab tantangan dan kemajuan ekonomi peserta didik dan alumni; dan marketing yang dilakukan sekolah dapat bermitra dengan seluruh pihak agar peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk memasarkan produk dan bekerja sesuai dengan keterampilan yang dimiliki.