Abstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis besar biaya, penerimaan, pendapatan, keuntungan, sumber-sumber risiko dan menganalisis risiko usahatani tomat serta menganalisis memanajemen risiko oleh petani pada usaha budidaya tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) di Kecamatan Wanayara Kabupaten Barito Kuala.
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian ini dilaksanakan dimulai dari bulan Agustus 2021-April 2022. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan penentuan kecamatan dengan cara sengaja (purposive) yakni Kecamatan Wanaraya. Dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Wanaraya di wilayah Kabupaten Barito Kuala yang memproduksi tomat paling tinggi ditahun 2020. Kemudian memilih tiga desa pada Kecamatan Wanaraya berdasarkan jumlah petani yang banyak mengusahakan tanaman tomat, yiatu Desa Waringin Kencana, Pinang Habang dan Desa Surya Kanta. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 60 petani. Metode pengolahan data yang digunakan untuk menganalisis biaya, penerimaan, pendapatan dan keuntungan usahatani tomat adalah dengan menggunakan perhitungan biaya dan penerimaan. Untuk menganalisis sumber-sumber risiko dan memanajemen risiko menggunakan metode analisis deskriptif, sedangkan menganalisis besar risiko usahatani tomat menggunakan pendekatan risiko hasil produksi, harga dan keuntungan usahatani tomat.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya total usahatani tomat MT I Rp 29.180.430/usahatani dengan penerimaan total Rp 34.647.217/usahatani, sehingga pendapatan petani Rp 24.639.011/usahatani dan keuntungan Rp 5.466.789/usahatani. Sedangkan biaya total pada MT II Rp 23.171.710/usahatani dengan penerimaan total Rp 25.991.425/usahatani, sehingga pendapatan petani Rp 17.765.041/usahatani dan keuntungan Rp 2.819.724/usahatani. Sumber risiko-risiko yang dihadapi petani berkaitan dengan usahatani tomat, yaitu curah hujan yang tinggi, seranga hama (ulat buah tomat dan lalat buah) dan penyakit (busuk daun dan busuk buah). Usahatani tomat mempunyai risiko produksi yang rendah dengan nilai koefisien variasi (CV) MT I sebesar 0,08 dan MT II sebesar 0,06, risiko harga jual yang rendah dengan nilai koefisien variasi (CV) MT I sebesar 0,11 dan MT II sebesar 0,08 dan risiko keuntungan yang rendah dengan nilai koefisien variasi (CV) MT I sebesar 0,57 dan MT II sebesar 0,49. Strategi dalam mengurangi risiko dalam usahatani tomat yaitu dengan melakukan penanaman tomat secara berkala yang dapat membantu petani akan risiko harga dan risiko produksi yang tinggi akibat serangan hama dan penyakit diatasi para petani dengan menggunakan obat-obatan organik maupun non-organik.