Abstract:
Lahan kritis didukung oleh kondisi fisik tanah yang rentan terjadi erosi akibat penggunaan lahan yang berlebihan, tingginya curah hujan dan keadaan lereng curam. Sub DAS Tebing Siring salah satu bagian hulu dari DAS Tabunio yang didominasi oleh perkebunan karena banyaknya aktifitas penduduk mengelola lahan seperti perkebunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kekritisan lahan dan menentukan upaya pengendalian tingkat kekritisan lahan pada Sub DAS Tebing Siring DAS Tabunio Kabupaten Tanah Laut. Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode tumpang tindih (di-overlay) peta tutupan lahan, peta lereng dan peta jenis tanah dengan parameter penentu lahan kritis pada kawasan budidaya usaha pertanian meliputi produktivitas, lereng, erosi dan manajemen. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penutupan/penggunaan lahan pada perkebunan sawit termasuk kategori potensial kritis, perkebunan karet termasuk kategori agak kritis hingga kritis, alang-alang termasuk kategori kritis serta lahan terbuka termasuk kategori sangat kritis. Faktor-faktor yang disebabkan oleh kemiringan lereng, faktor tanah, tingkat bahaya erosi dan vegetasinya. Upaya pengendalian tingkat kekritisan lahan melalui arahan rehabilitasi hutan dan lahan. Perkebunan sawit dan karet yaitu tetap dipertahankan dan ditingkatkan pemeliharaannya namun dengan pola tumpangsari serta direhabilitasi dengan jenis tanaman yang unggul dan pada kelerengan yang curam diarahkan membuat terasering. Lahan terbuka dan alang-alang dikonversi menjadi hutan melalui pengkayaan tanaman hutan dan Multy Purpose Tree Species (MPTS) yang sesuai dengan tempat tumbuh sesuai spesies tanaman serta produktivitas lahan dapat meningkat.