Abstract:
Pemanfaatan limbah pelepah kelapa sawit sebagai penguat dalam pembuatan komposit telah dilakukan. Serat pelepah kelapa sawit bersifat hidrofilik yang menyebabkan sifat adhesif komposit kurang baik. Oleh karena itu, diperlukan modifikasi terhadap serat sebelum dimanfaatkan. Modifikasi serat dilakukan dengan alkalisasi menggunakan larutan NaOH 3%. Alkalisasi bertujuan untuk menghilangkan komponen kimia yang kurang efektif seperti lignin dan zat pengotor lain pada permukaan serat. Untuk mengonfirmasi hal tersebut, dilakukan uji kadar lignoselulosa, FTIR serta diameter serat setelah alkalisasi. Setelah alkalisasi, dilanjutkan dengan pembuatan komposit dengan melamin formaldehida sebagai matriksnya dan diakhiri dengan proses curing pada suhu 80°C. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik komposit akibat perlakuan alkalisasi.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa alkalisasi menyebabkan kadar lignin menurun 3,63?n peningkatan selulosa sebesar 27,62% dibandingkan serat tanpa perlakuan. Hal ini juga dikonfirmasi pada perubahan gugus fungsi spektra FTIR dan penyusutan diameter serat sebesar 29,54%. Analisis SEM komposit menunjukkan bahwa alkalisasi telah meningkatkan sifat adhesif antar serat dan
matriks. Berdasarkan pengujian sifat fisik, komposit yang dibuat telah memenuhi standar SNI. Nilai MOE dan MOR lebih tinggi dibandingkan dengan komposit yang menggunakan matriks urea formaldehida. Namun, komposit dengan alkalisasi memiliki sifat mekanik yang lebih rendah dibandingkan komposit tanpa alkalisasi. Komposit pelepah kelapa sawit dikategorikan ke dalam jenis material pemantul bunyi. Komposit pelepah kelapa sawit tanpa alkalisasi berlaku seperti band pass
filter. Sementara itu, komposit pelepah kelapa sawit dengan alkalisasi berlaku seperti resonator dengan puncak pada frekuensi 1040 Hz dengan nilai ? = 0,36.