Abstract:
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan banyak perkebunan kelapa sawit dan penghasil Crude Palm Oil terbesar yang merupakan bahan baku dari pembuatan natrium stearat. Kebutuhan senyawa ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sehingga pabrik ini direncanakan didirikan di Tarjun Kotabaru, Kalimantan Selatan dengan kapasitas 25.000 ton/tahun dengan luas tanah 12.151 m2 dan beroperasi selama 330 hari/tahun.
Natrium stearat merupakan garam natrium dari asam lemak jenuh alami dengan rumus molekul C17H35COONa. Natrium stearat sering digunakan sebagai bahan baku pembuat sabun, binder, emulsifier dan anticaking pada makanan. Natrium stearat dibuat dengan mereaksikan bahan baku utama stearin dan natrium hidroksida (NaOH) dengan menggunakan proses saponifikasi trigliserida pada suhu reaksi 90? dan tekanan 1 atm. Stearin dan natrium hidroksida diumpankan menuju reaktor (CSTR). Di reaktor terjadi reaksi dalam fase cair-cair, irreversible dan eksotermis. Reaksi yang terjadi menghasilkan produk utama berupa natrium stearat dan gliserol sebagai produk sampingnya. Pemurnian produk menggunakan dekanter, kristalizer, centrifuge, rotary dryer, ball mill dan screener.
Berdasarkan analisa ekonomi menunjukkan bahwa pabrik natrium stearat memiliki total capital investment sebesar Rp 292.405.265.052,- pabrik ini dapat dinyatakan layak dilihat dari nilai Return On Investment (ROI) sebelum pajak sebesar 9,79?n ROI sesudah pajak sebesar 12,03?ngan laba bersih pertahun sebesar Rp 34.243.350.448,-. Adapun Pay Out Time (POT) sebelum pajak adalah
5,05 tahun dan sesudah pajak adalah 4,54 tahun. Break Even Point (BEP) adalah 50,18?n Shut Down Point (SDP) sebesar 25,45%. Dari uraian di atas maka pabrik natrium stearat dari stearin dan NaOH melalui proses saponifikasi kapasitas 25.000 ton/tahun layak untuk didirikan.