Abstract:
Kayu ulin (Eusideroxylon zwageri), kayu bengkirai (Shorea laevifolia endert), dan
kayu meranti merah (Shorea leprosula) dimanfaatkan menjadi bahan dasar dalam pembuatan sebuah kapal. Kayu yang digunakan merupakan kayu yang masuk ke dalam kelas kayu yang kuat dan awet, sehingga mampu bertahan di air. Penggunaan kayu sebagai lambung kapal sering mengalami kerusakan akibat serangan binatang laut seperti teritip dan cacing laut. Teritip yang melekat pada bagian bawah kapal mengakibatkan kecepatan kapal berkurang, sedangkan larva cacing kapal akan membuat lubang pada kayu dan membuatnya rapuh. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis intensitas kerusakan kayu ulin, kayu bengkirai dan kayu
meranti merah dari serangan organisme perusak kayu untuk mengetahui jenis kayu yang lebih bagus untuk digunakan dalam pembuatan kapal. Metode pengujian dilakukan menggunakan SNI 01-7207-2006. Sampel kayu dibentuk 30 cm x 2,5 cm x 5 cm dan bagian tengah dibuat lubang dengan diameter sebesar 1,5 cm. Sampel dihubungkan dengan talu kabel dengan jarak 5 cm mengunakan pipa. Sampel diikat di dermaga dengan kondisi laut yang surut. Kayu yang diuji termasuk ke dalam kategori sangat tahan pada serangan organisme teritip dengan intensitas serangan pada setiap kayu <7%. Sampel kayu uji meranti terkena serangan cacing laut dengan intesitas serangan 33,3% - 56,6 %, sehingga jenis kayu ini dinilai kurang tahan pada serangan.