Abstract:
Latar Belakang: Data Riskesdas 2018 menunjukkan masalah kesehatan gigi dan mulut di Kalimantan Selatan sebesar 60%. Kondisi maloklusi di Kalimantan Selatan menurut data Riskesdas 2013 adalah sebesar 11,6%. Maloklusi termasuk permasalahan penting dalam bidang kedokteran gigi khususnya bidang ortodonsia yang ditunjukan secara klinis dari skeletal dan gigi. Pemeriksaan maloklusi skeletal menggunakan sefalometri lateral. Analisis Steiner digunakan untuk mengukur sudut skeletal SNA, SNB dan ANB. Hingga saat ini belum ada penelitian mengenai gambaran maloklusi skeletal di RSUD Ulin Banjarmasin periode 2018-2021. Tujuan: Mengetahui gambaran kasus maloklusi skeletal berdasarkan pemeriksaan radiografi sefalometri lateral di RSUD Ulin Banjarmasin selama periode 2018-2021. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling dengan sampel jenuh pada data sekunder, Sampel penelitian adalah seluruh pasien RSUD Ulin Banjarmasin periode 2018-2021 yang melakukan pemeriksaan penunjang sefalometri lateral di instalasi Radiologi. Seluruh sampel penelitian berjumlah 42 pasien. Hasil: Hasil penelitian menunjukan maloklusi skeletal di RSUD Ulin Banjarmasin periode 2018-2021 berdasarkan klasifikasinya paling banyak terjadi pada tahun 2021 dari 24 pasien (100%) mayoritas mengalami maloklusi skeletal kelas II sejumlah 15 pasien (63%). Berdasarkan usia paling banyak terjadi pada tahun 2021 dengan kasus maloklusi skeletal kelas II dari 15 pasien (100%) mayoritas adalah remaja akhir usia 17-25 tahun sejumlah 11 pasien (73%). Berdasarkan jenis kelamin paling banyak terjadi pada tahun 2021 dengan kasus maloklusi skeletal kelas II dari 15 pasien (100%) mayoritas adalah perempuan sejumlah 13 pasien (87%). Kesimpulan: Maloklusi skeletal kelas II termasuk klasifikasi yang paling banyak ditemukan, diikuti kelas I dan kelas III.
Kata Kunci: Analisis Steiner, Maloklusi Skeletal, Sefalometri Lateral, Tracing Digital.