Abstract:
Banjarmasin. Kegiatan penambangan batubara memiliki kewajiban untuk melakukan kegiatan reklamasi dan revegetasi baik selama kegiatan operasional maupun pascatambang. Permasalahan yang dihadapi adalah ketersediaan material tanah pucuk (topsoil) yang akan ditimbun sebagai media tanam terbatas, sehingga membutuhkan material overburden untuk menjadi tanah guna mendukung pertumbuhan tanaman di area reklamasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembentukan tanah pada material overburden di area reklamasi tahun tanam 2013 (9 tahun), 2015 (7 tahun) dan 2018 (4 tahun), guna mendukung keberhasilan reklamasi secara berkelanjutan dan mengetahui hubungan antara umur tanam, morfologi serta kondisi cuaca di area penelitian yang dapat mempengaruhi proses pembentukan tanah pada overburden.
Penelitian dilakukan di salah satu perusahaan pertambangan batubara yang berlokasi di Kabupaten Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan membuat parit uji dan mengambil data profil tanah meliputi ketebalan tanah pucuk, lapisan antara maupun overburden. Pengambilan tektur tanah, warna tanah serta data akar-akar yang menembus lapisan tanah juga dicatat dan dianalisa.
Hasil analisa parit uji menunjukkan bahwa proses pembentukan tanah pada overburden mulai terjadi pada area reklamasi pada tahun ke-9 (2013). Indikatornya ditemukan akar lateral pada lapisan tanah pada kedalaman 40 – 60 cm yang merupakan lapisan overburden dengan warna tanah abu- abu. Uji korelasi menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara kemasaman tanah (pH) dengan tahun tanam (r 2 = 0,739). Hubungan antara unsur C organic dengan tahun tanam (r2 = 0,6824). Unsur N pada tanah memiliki hubungan sangat kuat dengan tahun tanam (r2 = 0,9223). Unsur berikutnya adalah P2O5 dalam tanah memiliki hubungan yang sedang (r2 = 0,4565) dan unsur K2O memiliki hubungan yang kuat (r2 =0,7524). Hasil analisa kimia tanah dan juga tektur tanah menunjukkan status kesuburan tanah di lokasi penelitian dalam kondisi rendah.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa proses pembentukan tanah pada overburden dijumpai pada area tahun tanam 2013 atau tahun ke-9, dengan indikator berupa munculnya akar di area overburden pada kedalaman 20 – 40 cm, sedangkan pada tahun 2015 dan 2018 tidak dijumpai akar pada overburden. Kondisi cuaca dan morfologi mempercepat proses pembentukan tanah pada overburden karena kondisi sangat basah ini mempercepat proses pencucian unsur hara pada lapisan permukaan pada area reklamasi. Proses pelapukan dalam tanah terutama pada overburden akan menyebabkan akar-akar tanaman untuk masuk ke lapisan tersebut dengan membawa unsur-unsur hara yang dihasilkan pada tumbuhan, tumbuhan bawah dan serasah yang ada pada area penelitian.