Abstract:
Penjelasan empiris yang menjelaskan aksi kolektif non-normatif (kekerasan) masih minim dilakukan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peranan emosi merendahkan berbasis kelompok dan tipe kepribadian openness to experience terhadap intensi aksi kolektif non-normatif (kekerasan) pada isu save KPK. Penelitian ini memperoleh 263 responden melalui survei daring yang menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria sampel mahasiswa di Indonesia. Instrumen alat ukur penelitian telah melalui tahapan adaptasi lintas budaya dan terbukti memiliki nilai reliabilitas serta validitas yang baik. Hasil dari hipotesis regresi berganda secara simultan menunjukkan bahwa emosi merendahkan berbasis kelompok dan tipe kepribadian openness to experience signifikan memprediksi intensi aksi kolektif non-normatif. Adapun secara parsial, emosi merendahkan berbasis kelompok signifikan memprediksi intensi aksi kolektif non-normatif. Pada tipe kepribadian openness to experience juga signifikan memprediksi intensi aksi kolektif non-normatif, namun dalam hubungan negatif. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa individu yang merasakan emosi merendahkan berbasis kelompok dan memiliki kecenderungan tipe kepribadian openness to experience secara bersama-sama akan cenderung melakukan aksi kolektif non-normatif. Namun, apabila individu hanya melibatkan tipe kepribadian openness to experience akan cenderung kurang ingin terlibat dalam aksi kekerasan.
Kata kunci: Aksi kolektif non-normatif, emosi merendahkan berbasis kelompok, openness to experience