Abstract:
Perubahan lahan pertanian menjadi lahan terbangun dan tidak produktifserta tidak sesuai dengan kemampuan lahan berpotensi menajdi lahan kritis karena mempengaruhi fungsi DAS sebagai pengatur tata air dan pengendali erosi. PeneIitian ini menjelaskan tingkat kekritisan lahan yang terjadi di Daerah Tangkapan Air (DTA) Sub-sub DAS Riam Kanan melalui metode purposive sampling berdasarkan peta satuan lahan yang telah dioverlay dengan peta tutupan lahan, peta jenis tanah, dan peta kelerengan yang memanfaatkan Sistem Informasi Geografi menggunakan analisa skoring. Parameter yang digunakan untuk menganalisis tingkat kekritisan lahan di kawasan budidaya pertanian antara lain parameter produktivitas, parameter kelerengan, parameter tingkat bahaya erosi (TBE), dan manajemen. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan tingkat kekritisan lahan dengan kriteria Potensial Kritis (PK) seluas 699,43 ha (36,3%) pada penutup lahan Perkebunan Lahan Kering Campur (PLKC) dan kebun campuran, lahan dengan kategori Agak Kritis (AK) seluas 348,65 ha (18,1%) pada penutup lahan perkebunan karet dan hutan sekunder, lahan dengan kategori Kritis (K) seluas 144,47 ha (7,5%) pada penutup lahan kebun campuran, dan lahan dengan kategori Sangat Kritis (SK)seluas733,91ha (38,1%)pada penutup lahan semak belukar dan pertambangan.