Abstract:
Selfie (self portrait) menjadi fenomena yang 'menjangkiti' hampir semua orang, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Banyak orang melakukan selfie (self portrait) dan kemudian mengunggah ke instagram dengan beberapa alasan dan tujuan, seperti hobi, perhatian atau keberadaan dari orang lain yang melihat selfie (self portrait) mereka di instagram. Penelitian ini dilakukan untuk melihat realitas konsep diri mahasiswa ilmu komunikasi saat melakukan selfie (self portrait) dan diunggah ke instagram.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Untuk mendapatkan data, peneliti menggunakan tiga macam teknik pengumpulan data, seperti observasi partisipan, wawancara mendalam, dan
dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data penelitian fenomenologi menurut Miles dan Huberman dengan menggunakan teknik
pengamatan persistensi, perpanjangan partisipasi, dan kecukupan acuan.
Hasil penelitian menunjukkan yang pertama, bahwa remaja yang melakukan selfie (self portrait) dan kemudian mengunggah ke instagram memiliki dua macam konsep diri, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif. Konsep diri itu dilihat dari bagaimana remaja melihat dan menilai diri sendiri dan performa mereka sebelum melakukan selfie (self portrait) serta cara remaja dan orang lain yang signifikan dalam mengartikan selfie (self portrait) yang dilakukan. Kedua, foto selfie (self portrait) yang diunggah ke instagram dipengaruhi oleh remaja dari kejadian masa lalu sehingga mendorong mereka untuk mencapai sesuatu dari
selfie (self portrait). Foto selfie (self portrait) yang mereka unggah ke instagram membuat mereka mendapatkan identitas spesifik berdasarkan kriteria.
Kata kunci: Selfie (Potret Diri), Instagram, Remaja, Fenomenologi, Teori Interaksi Simbolik.